Tradisi ini, khususnya dipakai bagi Muslim yang merayakan momen lebaran Idulfitri bersama-sama dengan keluarga dan sanak saudara di tanah kelahirannya.
“Saat orang mulai merantau karena ada pertumbuhan di kota, kata mudik mulai dikenal dan dipertahankan hingga sekarang saat mereka kembali ke kampungnya,” kata Antropolog UGM, Prof Heddy Shri Ahimsa-Putra.
Adapun di Indonesia, Heddy menjelaskan asal usul mudik mulai dikenal di era tahun 1970-an, setelah masa orde baru melakukan pembangunan pusat pertumbuhan di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan.
Hal ini, menyebabkan orang melakukan urbanisasi pindah ke kota untuk menetap dan mencari pekerjaan.
Ia menuturkan, mereka yang merantau dan hidup di kota mengalami perubahan sosial karena lama lepas dari kerabatnya. Padahal selama di desa bisa dekat dengan kerabat.
Baca Juga: Sri Mulyani Cek Kesiapan Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta Hadapi Mudik Lebaran 2023
“Kangen pasti. Menunggu libur yang agak panjang agar bisa kumpul sangat ditunggu. Karena kita di Indonesia masyarakat Muslim yang paling banyak maka lebaran Idulfitri jadi pilihan," ujarnya.
Heddy menuturkan, tradisi mudik juga ada di Amerika dan Eropa, mereka pulang kampung saat perayaan thanksgiving atau perayaan Natal.
Bagi sebagian orang, lanjut Heddy, mudik kini bukan semata-mata untuk ajang kumpul keluarga.
Beberapa di antaranya, mudik juga menjadi ajang pamer atas keberhasilan mereka di tanah perantauan.
“Motivasi lain karena ingin menunjukkan ia sudah berhasil secara ekonomi,” katanya.
Sumber : Kompas.id, ugm.ac.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.