Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Oleh: Johar Arief*
Dunia pendidikan menunggu solusi pemerintah tentang keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Pemerintah belum bisa memastikan kapan sektor pendidikan kembali beroperasi secara optimal di tengah pandemi corona.
Fasilitas pendidikan masih akan ditutup untuk jangka waktu yang belum ditentukan. Presiden Joko Widodo memutuskan untuk menunda pembukaan sekolah dan meminta penerapan “new normal” sektor pendidikan dipersiapkan dengan matang tanpa terburu-buru.
Berbeda dengan sektor umum lainnya, "new normal" di sektor pendidikan menjadi permasalahan tersendiri karena karakteristiknya yang berbeda. Masih menjadi pertanyaan apakah protokol kesehatan akan efektif dijalankan anak-anak di sekolah. Begitu pun kesiapan para siswa dan sekolah.
Berbagai pihak meminta pemerintah untuk tidak gegabah memutuskan membuka kembali sekolah-sekolah di bawah protokol kenormalan baru. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan penerapan protokol new normal di sekolah akan terkendala karena yang dihadapi adalah anak-anak.
Menurut Komisioner KPAI Retno Listyarti, akan sulit memantau anak-anak untuk tidak berkerumun atau untuk disiplin menggunakan masker.
Sementara itu, Ikatan Dokter Anak Anak Indonesia (IDAI) membantah asumsi bahwa kelompok usia anak tidak rentan Covid-19. Temuan IDAI menunjukkan bahwa angka kesakitan dan kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia tergolong tinggi.
Berdasarkan pelacakan IDAI terhadap kasus Covid-19 pada anak, jumlah PDP anak hingga 18 Mei 2020 mencapai 3.324. Sebanyak 129 anak berstatus PDP meninggal dunia. Kasus positif pada anak yang terkonfirmasi tercatat 584, sebanyak 14 di antaranya meninggal dunia.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menyebutkan pasien Covid-19 berusia 0 hingga 17 tahun mencapai lima persen dari total kasus di Indonesia.
Berbagai hal di atas menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua terkait kembalinya anak-anak mereka ke bangku sekolah. Bukan hanya situasi di lingkungan sekolah yang memicu kegelisahan, tapi juga persoalan yang dihadapi di luar pagar sekolah, seperti persoalan transportasi menuju sekolah.
Sejauh ini pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyiapkan sejumlah skenario untuk menyambut tahun ajaran baru pada 13 Juli 2020 mendatang.
Dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Rabu (20/5) lalu, Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan estimasi optimistis adalah membuka kembali sekolah pada pertengahan Juli sesuai dengan kalender pendidikan dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.