Kompas TV kolom opini

Cahaya di Malam Hari

Kompas.tv - 9 Maret 2025, 23:15 WIB
cahaya-di-malam-hari
Di Timur Matahari (Sumber: Trias Kuncahyono)

Oleh: Trias Kuncahyono

KOMPAS.TV- Carlo Musso, co-author buku Hope, The Autobiography (2025) karya Paus Fransiskus, dalam catatan pendeknya di bagian akhir buku, mengungkapkan cerita yang menimbulkan pertanyaan. Setumpuk pertanyaan.

Catatan Carlo Musso hanya terdiri atas 10 alenia, pun pula lima alenia di antaranya hanyalah berupa kalimat pendek, yang satu di antaranya kalimat sangat pendek: tujuh kata. Tapi, catatan akhir Carlo Musso ini, sangat menyimpan misteri.

Kalimat pertama dalam catatan pendeknya mengungkapkan bahwa sebenarnya buku ini–dokumen ini–baru akan diterbitkan setelah Paus Fransiskus wafat. Lho?

“Sesuai dengan keinginan Yang Mulia Paus Fransiskus, dokumen luar biasa ini awalnya dimaksudkan untuk diterbitkan setelah wafatnya.” Begitu tulis Carlo Musso.

Mengapa akhirnya buku diterbitkan saat ini? Tentu pertanyaan itu–mungkin pertanyaan banyak orang yang sudah membaca buku autobiografi ini–yang muncul. Apa urgensinya?

Paus “dari ujung dunia”, seperti dikatakan pada penampilannya pertama di balkon Basilika Santo Petrus, setelah terpilih 13 Maret 2013, memang kondisi fisiknya semakin lemah. Sejak tahun 2022 menggunakan kursi roda. Meskipun dapat berjalan pelan-pelan dan dalam jarak yang pendek. Bahkan, ketika cerita ini ditulis, Paus Fransiskus sedang dirawat di Rumah Sakit Agostino Gemelli, sejak 14 Februari 2025.

Tidak ada yang tahu jawaban pertanyaan itu, kecuali Paus sendiri atau mungkin juga Carlo Musso. Tetapi, Carlo Musso hanya menulis “Namun Jubilee Harapan yang baru dan keadaan saat ini telah menggerakkannya untuk menjadikan warisan yang berharga ini tersedia sekarang.”

Sejak tahun 2019, dimulailah proyek penulisan buku ini. Buku itu antara lain menceritakan adanya usaha pembunuhan terhadap Paus Fransiskus pada 7 Maret 2021 yang mengunjungi Mosul, Irak, setelah bertemu dengan Grand Ayatollah Ali Al Sistani di Najaf. Usaha pembunuhan yang berhasil digagalkan itu, dilakukan seoran perempuan pengebom bunuh diri dan sebuah truk pembawa bom (bom mobil).

Baca Juga: Kabar Gembira, Paus Fransiskus untuk Pertama Kali Beri Respons Positif atas Perawatan di Rumah Sakit

***

Buku tentang Paus Fransiskus (Sumber: triaskredensial.com)

Paus Fransiskus mengawali bukunya dengan menulis, “Buku biografi hidupku ini adalah kisah perjalanan, sebuah perjalanan yang tak dapat kubayangkan terpisah dari perjalanan keluargaku, umatku, dan seluruh umat Tuhan. Di setiap halaman, di setiap bagian, ini juga merupakan buku orang-orang yang telah bepergian bersamaku, orang-orang yang datang sebelumnya, dan orang-orang yang akan mengikutiku.”

Maka, meskipun suatu autobiografi, buku ini  menceritakan banyak pihak. Sebab, kata Paus “Autobiografi bukanlah kisah pribadi kita, melainkan beban yang kita bawa. Dan memori bukan hanya apa yang kita ingat, tetapi apa yang ada di sekitar kita. Memori tidak hanya berbicara tentang apa yang telah terjadi, tetapi juga apa yang akan terjadi. Memori, dalam rumusan seorang penyair Meksiko, adalah masa kini yang tidak pernah berhenti berlalu.”




Sumber : Kompas TV

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x