Oleh Trias Kuncahyono
Tanggal 10 September lalu, sambil berdiri di depan papan tempat menempel gambar wajah para capres dan cawapres serta para calon anggota legislatif, saya katakan pada anak saya:
Ini hari yang bersejarah bagimu, Mas. Hari ini, untuk pertama kalinya, Mas menggunakan kebebasan warga dan kebebasan politik. Tentu kamu bingung: apa itu kebebasan warga dan apa itu kebebasan politik. Baru kali ini mendengarkan, bukan…
Kebebasan warga biar kelihatan mentereng sering disebut freedom of citizens. Ah, ini juga istilah yang bagimu sangat asing, bukan. Kalau kata per kata, Mas pasti tahu artinya. Tapi kalau digabung menjadi satu kesatuan freedom of citizens, itu beda lagi maknanya. Dan, ayah akan kerepotan menjelaskannya.
Tentu Mas bertanya: Kenapa disebut freedom of citizens? Karena, manusia itu diciptakan sebagai makhluk yang bebas. Artinya manusia–ini yang membedakan dengan binatang, misalnya–diberikan kebebasan dalam menentukan jalan hidupnya sendiri. Karena memiliki akal dan budi, punya pikiran dan hati.
Baca Juga: KUBERIKAN SUARAKU PADAMU
Manusia, seperti kita ini, adalah tuan atas tingkah laku kita sendiri. Kebebasan ini tidak boleh diambil, dihalangi oleh pihak manapun, oleh siapa pun. Tapi, kita harus memertanggung-jawabkan segala tingkah laku, tindak-tanduk kita. Bukan terus tanpa aturan atau bukan tidak tahu aturan.
Nah, kebebasan kita itu tadi ada hubungannya dengan peristiwa hari ini. Hari ini, kita ikut pemilu; ikut memilih calon presiden dan wakil presiden serta calon anggota DPR. Kita bebas memilih siapa saja.
Kebebasan ambil bagian dalam pemilu ini adalah salah satu contoh dari kebebasan politik atau political liberty sebagai warga yang memiliki kebebasan.
Kita boleh kok tidak ikut memilih. Kan, kita adalah manusia bebas. Tapi, apakah, sebagai warga yang berakal budi dan bertanggung-jawab, akan membuang kebebasan politik kita begitu saja? Bukankah kita, sebagai warga negara ikut bertanggung jawab atas masa depan bangsa dan negara, sesuai dengan kemampuan dan posisi kita, sekecil apa pun?
Apalagi bagi kamu Mas, yang baru pertama kali ini memilih. Karena itu, gunakanlah kedua kebebasanmu itu–kebebasan warga dan kebebasan politik–secara bertanggung jawab. Dengan demikian, kebebasanmu itu tidak sia-sia. Sebab, telah menjadi kebebasan yang berbuah, yang bermanfaat.
Kamu kan sudah memelajari siapa mereka itu, bukan. Maka pilihlah sesuai suara hatimu, suara yang bertanggung jawab sebagai warga negara yang bebas, sebagai anak yang terdidik.
Baca Juga: KULIHAT IBU PERTIWI...
***
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.