Kompas TV kolom opini

Menelaah Hubungan Parasosial antara Artis dengan Fans

Kompas.tv - 19 Juni 2023, 01:26 WIB
menelaah-hubungan-parasosial-antara-artis-dengan-fans
Ilustrasi Instagram (Sumber: Instagram)

Interaksi parasosial inilah yang dapat berkembang menjadi hubungan parasosial. Twitter termasuk unik karena penggemar tidak perlu mendapatkan akses ke situs pribadi seorang artis untuk dapat mengirimkan pesan secara pribadi kepada mereka (Stever & Lawson, 2013).

Para artis juga dapat berhubungan dengan penggemarnya, baik secara resmi maupun tidak resmi, untuk membentuk ikatan dengan penggemar mereka. Selebritas dapat membaca atau tidak membaca “tweet” dari penggemarnya sesuai dengan pilihannya, dan penggemar pun tidak akan tahu pesannya dibaca kecuali jika artis tersebut membalasnya.

Jadi, poin unik yang Twitter sediakan bagi hubungan artis dan penggemar adalah “pengguna dapat mengikuti konten orang lain tanpa kewajiban timbal balik” (Hargittai & Litt, 2011).

Social Presence di Media Sosial

Dikutip dari Kim (2016), social presence secara umum dipahami sebagai perasaan terhubung secara sosial dan psikologis dengan aktor sosial lain tanpa menyadari keberadaan suatu medium (Biocca et al., 2003; Durlach & Slater, 2000; Schroeder, 2006).

Penelitian Lee & Jang (2013) menyatakan bahwa social presence menjadi salah satu faktor yang memfasilitasi suatu hubungan parasosial. Paparan terhadap Twitter dari seorang artis dibandingkan dengan artikel berita, mendorong perasaan yang lebih kuat tentang social presence-nya (Lee & Jang, 2013).

Dan social presence tersebut memfasilitasi interaksi parasosial antara artis dengan penggemarnya, dengan membuat pengalaman yang dimediasi terlihat lebih nyata dan terasa langsung. Social presence ini menumbuhkan perasaan intimasi yang diimajinasikan, yang merupakan bagian dari pengalaman interaksi parasosial (Rubin et al., 1985).

Studi Kim & Song (2016) menyatakan bahwa pengungkapan diri secara profesional dan pribadi seseorang menciptakan perasaan social presence yang lebih substansial, dan dengan demikian interaksi parasosial yang lebih kuat dari sudut pandang penggemar.

Hal itu menunjukkan, pengungkapan diri artis secara online, baik secara personal atau profesional, dapat dilihat sebagai persepsi baik dari penggemar karena mereka merasa menjadi bagian dari kehidupan artis yang mereka sukai.

Hubungan Well-Being dengan Parasocial Relationship di Media Sosial

Kebutuhan untuk dimiliki didefinisikan sebagai "kebutuhan akan interaksi yang sering dan tidak bertentangan dalam ikatan relasional yang berkelanjutan", dan kebutuhan untuk dimiliki ini adalah kebutuhan manusia yang paling kuat dan mendasar.

Manusia akan berkembang jika mereka memiliki ikatan yang berarti dengan orang lain dan merasa didukung secara sosial. Dan akan merasa sakit jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi. Jika kebutuhan untuk dimiliki tersebut benar-benar tidak terpenuhi, manusia akan menderita dan merasa kesepian (Hartmann, 2016).

Orang mungkin memuaskan kebutuhan untuk dimiliki mereka dengan mencari dan terlibat dengan interaksi dan hubungan yang memuaskan di kehidupan nyata, tapi mereka juga bisa mencarinya di media. Representasi media dari orang lain yang ada atau fiksi tersedia di mana-mana dan sering kali dapat diakses dengan mudah.

“Orang lain yang dimediasi” mungkin diterima sebagai rekan sosial karena orang sering merespon kepada mereka dengan cara yang sama ketika mereka bertemu dengan orang lain dalam situasi face-to-face. Karena representasi yang dimediasi dari orang lain secara sosial memicu respons sosial langsung pada pengguna, mereka mungkin memiliki potensi untuk memuaskan kebutuhan untuk dimiliki (Hartmann, 2016).

Penelitian dari Hoffner & Bond (2022) menyatakan, hubungan parasosial di media sosial dapat meningkatkan perasaan terhubung dan komunitas, memfasilitasi coping, mendorong pengembangan diri dan eksplorasi identitas, dan mengurangi prasangka (melalui kontak parasosial).

Jika terdapat penggemar yang merasa kesepian, kebutuhan interpersonal yang tidak terpenuhi dapat dipenuhi melalui komunikasi yang dimediasi, khususnya melalui interaksi parasosial (Hartmann, 2016).

Penelitian Kim et al. (2019) menjelaskan, ketika followers artis yang merasa kesepian merasakan social presence yang lebih kuat dari artis favorit mereka, mereka mengalami persepsi hubungan parasosial yang lebih positif terhadap artis tersebut.

* * *

Penulis adalah mahasiswi Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia 2023. Isi artikel merupakan tanggung jawab penulis dan tidak mencerminkan pandangan redaksi Kompas.tv




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x