Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
SEMARANG, KOMPAS.TV - Ketua RT di Desa Sewakul, Semarang, Jawa Tengah, meminta maaf atas kejadian adanya penolakan pemakaman jenazah perawat oleh warga setempat. Aksi penolakan warga ini pun menjadi viral di media sosial.
Dalam keterangannya, ia meminta maaf kepada keluarga korban yang jenazahnya ditolak warga.
"Saya mewakili RT 06 Desa Sewakul, saya minta maaf kepada keluarga besar almarhumah yang kemarin tidak jadi dimakamkan di Sewakul, saya menyesal sekali, saya mohon maaf sekali," ujar Purbo, Ketua RT 06 Desa Sewakul.
Purbo menjelaskan saat itu kondisinya ia tidak berdaya, karena penolakan tersebut merupakan aspirasi warga setempat.
"Tapi saya tidak punya daya, karena semua itu aspirasi dari warga. Dan saya hanya berkewajiban untuk berkordinasi dengan perangkat desa, itu saja," tambah Purbo.
Kejadian menyedihkan ini terjadi pada Kamis, (9/4/2020). Warga Desa Sewakul menolak jenazah perawat bernama N-K, karena merupakan korban virus corona.
N-K adalah seorang perawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sebelum meninggal, N-K juga sempat dirawat intensif di RS tersebut.
Dalam sebuah video yang viral, warga terdengar mengucapkan syukur karena jenazah tidak jadi dimakamkan di desa mereka.
"Alhamdulillah tidak jadi dimakamkan di Sewakul," ucap warga dalam bahasa Jawa.
Saat penolakan terjadi pada Kamis (9/4/2020), pihak keluarga sudah meminta warga untuk mengerti. Namun warga tetap saja menolak.
Akhirnya, jenazah N-K pun dimakamkan di area pemakaman Berguto, Kota Semarang.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mengecam aksi penolakan warga terhadap jenazah perawat. Karena menurut mereka, penolakan terhadap jenazah tidak manusiawi. Apalagi yang ditolak adalah perawat, yang saat ini tengah berjuang di garis depan untuk menangani corona.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.