Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 238
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 238
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
KOMPASTV - Unjuk rasa mengecam kematian George Floyd (46) meluas hingga ke Eropa dan Selandia Baru.
Ratusan orang di London dan Berlin juga turun ke jalan dalam solidaritas terhadap demonstrasi yang terjadi di Amerika Serikat, Minggu (31/5/2020).
Massa berkumpul di Trafalgar Square, London pusat dan menyuarakan keprihatinan terhadap rasialisme dan kebrutalan polisi.
Baca Juga: Pemain Borussia Dortmund Beri Penghormatan untuk George Floyd Lewat Selebrasi Gol
Para demonstran juga memegang spanduk bertuliskan "Justice for George Floyd" atau "I can't breathe," kata-kata yang diucapkan George Floyd (46) saat lehernya ditekan dengan lutut oleh polisi.
Dikutip CNN, Sebagian massa melakukan long march menuju kedutaan Amerika Serikat di Nine Elms, London.
Wali Kota London, Sadiq Khan juga ikut menyatakan sikap terkait kematian George Floyd. Melalui akun Twitter, Sadiq menilai kematian George Floyd telah memicu kemarahan dan kesedihan tak hanya di AS tetapi juga di seluruh dunia.
"Kematian George Floyd telah memicu kemarahan dan kesedihan tidak hanya di AS tetapi juga di seluruh dunia. Tidak ada negara, kota, kepolisian atau institusi yang bisa puas dengan rasisme dan dampaknya," tulis Sadiq dalam akun Twitter pribadinya, @SadiqKhan, Minggu (31/5/2020).
Baca Juga: Massa Demo Kematian George Floyd Rusuh di Depan Gedung Putih
Sementera di Berlin, aksi solidaritas berlangsung di depan Gerbang Brandenburg, Kota Jerman. Massa membawa poster yang diantaranya bertuliskan, 'Justice can't wait' dan 'Black Lives Matter'.
Ribuan warga Selandia Baru melakukan aksi solidaritas atas kematian George Floyd, Senin (1/6/2020). Massa melakukan pawai berjalan kaki ke Kedutaan Amerika Serikat di Kota Auckland.
Usai melakukan pawai, massa menyatakan keprihatinan dan meminta penegakan keadailan bagi kematian Floyd.
Dilaporkan Reuters, lebih dari 100 orang berjalan dari gedung parlemen Selandia Baru ke Kedutaan Besar Amerika dan meneriakkan "Black Lives Matter".
Baca Juga: Los Angeles Kerahkan Militer Amankan Demo Atas Kematian George Floyd
Insiden Kematian George Floyd
Aksi demonstrasi ini terus berjalan setelah kematian George Floyd pada 25 Mei 2020.
Insiden tewasnya George Floyd, warga keturunan Afrika-Amerika itu bermula ketika polisi Kota Minneapolis bernama Derek Chauvin mengamankan George Floyd pada Senin (25/5/2020). Floyd saat itu diduga melakukan transaksi penggunaan uang palsu senilai 20 dollar Amerika Serikat.
Penangkapan Floyd itu terekam dalam sebuah video yang kemudian viral di media sosial. Dalam video itu, tangan Floyd diborgol. Kemudian ia dijatuhkan ke aspal.
Seorang polisi yang menangkapnya lalu menekan leher Floyd dengan lututnya, sembari memasukkan tangannya ke saku.
Baca Juga: Detik-Detik Penangkapan George Floyd Hingga Meninggal yang Bikin Publik AS Marah
Mendapat perlakuan demikian, Floyd merintih kesakitan. Dia mengaku kesulitan bernapas. Sebelum hilang kesadaran, Floyd sempat memanggil ibunya dua kali. Setelah itu, George Floyd terdiam.
Ketika Chauvin memintanya bangun agar segera masuk ke dalam mobil polisi, Floyd tidak bergerak sama sekali. Floyd kemudian dibawa ke rumah sakit dan pihak rumah sakit menyatakan Floyd meninggal dunia.
Empat oknum polisi yang bertanggung jawab atas kematian Floyd kemudian dipecat pada Selasa (26/5/2020). Namun, mereka masih bebas berkeliaran. Pihak keluarga George Floyd menuntut agar para tersangka dihukum.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.