KAIRO, KOMPAS.TV - Hamas dan Israel tengah membahas proposal gencatan senjata selama tujuh tahun dalam negosiasi yang berlangsung di Kairo, Mesir.
Pembicaraan yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar ini disebut berlangsung serius, namun kesepakatan masih sulit dicapai karena sejumlah perbedaan pandangan yang mendasar antara kedua pihak.
Menurut sumber diplomatik yang dikutip The National, Kamis (24/4/2025), proposal yang diajukan mencakup penghentian konflik selama tujuh tahun, pembebasan 59 sandera yang masih ditahan Hamas, serta pertukaran dengan ratusan tahanan Palestina yang kini berada di penjara-penjara Israel.
Baca Juga: Serangan Udara Israel Tewaskan 23 Warga di Sekolah Gaza
Jika disepakati, kesepakatan ini diharapkan dapat mengakhiri konflik bersenjata yang telah berlangsung selama 18 bulan di Gaza.
Selain gencatan senjata jangka menengah, proposal juga memuat ketentuan penarikan pasukan Israel dari wilayah Gaza.
Sebagai gantinya, Hamas akan diminta meletakkan senjata selama masa gencatan, tanpa harus menyerahkannya secara penuh.
Sumber yang terlibat dalam negosiasi menyebut Hamas telah bersedia untuk menanggalkan senjata dalam periode tersebut, tetapi belum jelas apakah itu memenuhi tuntutan Israel yang menginginkan perlucutan senjata total dan berakhirnya kekuasaan militer Hamas di Gaza.
Hamas juga disebut telah menerima mereka tidak akan dilibatkan dalam pemerintahan maupun proses rekonstruksi Gaza pascaperang.
Beberapa poin penting dalam proposal masih menjadi bahan perdebatan.
Hamas menginginkan Israel mengembalikan jenazah Yahya Al Sinwar, pemimpin senior kelompok tersebut yang diyakini tewas dalam operasi militer tahun lalu.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The National
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.