KYIV, KOMPAS.TV — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengecam keras serangan udara Rusia yang menghantam ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Kamis (24/4/2025). Ia menyebut serangan itu "tidak perlu" dan dilakan dalam "waktu yang sangat buruk".
Di sisi lain, Presiden Perancis Emmanuel Macron mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyepakati gencatan senjata tanpa syarat demi membuka jalan menuju perdamaian.
Serangan rudal Rusia di Kyiv terjadi saat upaya diplomatik antara Ukraina dan Rusia tengah berjalan.
Dalam pernyataan resmi, otoritas Ukraina mengungkapkan sedikitnya delapan orang tewas dan 90 lainnya terluka akibat serangan tersebut.
Baca Juga: China Bantah Negosiasi Tarif dengan AS: Klaim Trump Tak Berdasar, Seperti Menangkap Angin
Serangan ini menjadi yang terbaru dalam rangkaian eskalasi militer, di tengah perang yang kini telah memasuki tahun keempat.
Melalui media sosial, Trump mengimbau Putin untuk segera menghentikan serangan.
“Lima ribu tentara tewas setiap minggu. Mari kita selesaikan kesepakatan damai!” tulis Trump. Ia menekankan pentingnya menghentikan pertumpahan darah demi mencapai resolusi damai.
Sementara itu, dalam kunjungannya ke Madagaskar, Presiden Macron menyampaikan kritik tajam terhadap Rusia.
Ia menyebut bahwa satu-satunya pihak yang layak menjadi sasaran frustrasi Amerika adalah Presiden Putin.
“Ketika bicara dengan negosiator Amerika, Putin mengatakan ingin damai. Ketika bicara ke dunia, dia juga bilang ingin damai. Tapi, yang terjadi justru bom terus dijatuhkan dan nyawa terus melayang di Ukraina,” ujar Macron dikutip dari Anadolu, Kamis.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.