KYIV, KOMPAS.TV — Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyatakan kesiapannya untuk bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Vatikan pada pemakaman Paus Fransiskus.
Dalam kesempatan yang sama, ia menegaskan Rusia takut menghadapi negosiasi langsung dengan Ukraina di tengah upaya internasional membangun gencatan senjata yang berkelanjutan.
Pernyataan tersebut disampaikan Zelenskyy dalam konferensi pers yang dilansir kantor berita negara Ukraina, Ukrinform, Selasa (22/4/2025).
Zelenskyy menyebutkan, penolakan Rusia terhadap pembicaraan langsung bisa jadi merupakan taktik untuk menyingkirkan Amerika Serikat dari format negosiasi.
Baca Juga: Gencatan Senjata Paskah Rapuh, Rusia dan Ukraina Saling Tuduh Lakukan Serangan
“Barangkali mereka (Rusia) khawatir Amerika akan keluar dari format negosiasi. Atau mungkin mereka sengaja menciptakan situasi agar AS terdorong keluar,” ujarnya dikutip dari Anadolu.
Zelenskyy menegaskan, Ukraina tetap terbuka terhadap segala bentuk negosiasi, namun hanya akan memulainya setelah tercapainya gencatan senjata secara penuh.
“Dengan pemahaman yang jelas soal gencatan senjata, kami siap untuk segala bentuk format perundingan,” katanya.
Ia juga mengungkapkan, komunikasi antarmenteri pertahanan dan pejabat senior dari Ukraina, Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis terus berlangsung.
Termasuk pembahasan gencatan senjata yang direncanakan digelar di London dalam waktu dekat.
Menanggapi situasi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang saat ini berada di bawah kendali Rusia, Zelenskyy menegaskan, pembangkit tersebut tidak dapat berfungsi tanpa tenaga teknis Ukraina.
“Tanpa Ukraina, pembangkit itu tidak bisa berfungsi. Amerika saja tidak cukup,” ucapnya.
Presiden Ukraina juga menepis rumor mengenai keterlibatan Amerika Serikat dalam pengelolaan fasilitas tersebut.
Ia menyatakan belum menerima usulan resmi terkait hal itu.
“Ada banyak kabar dan rumor. Tapi secara resmi, saya belum pernah mendengar satu pun usulan,” ujarnya.
Zelenskyy menyambut baik dukungan Amerika Serikat untuk memulihkan infrastruktur penting, seperti PLTN Zaporizhzhia maupun fasilitas industri Motor Sich di Zaporizhzhia yang rusak akibat serangan rudal Rusia.
Baca Juga: Perjalanan Hidup Paus Fransiskus: Beri Pesan Paskah Terakhir untuk Gaza-Ukraina & Serukan Damai
Namun, ia menekankan, kerja sama harus dibangun atas dasar kemitraan yang setara.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Anadolu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.