KYIV, KOMPAS.TV — Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyebut dua warga negara China ditangkap pasukan Ukraina saat bertempur di pihak Rusia di wilayah timur Donetsk. Penangkapan itu memicu kekhawatiran akan meningkatnya keterlibatan negara-negara asing dalam konflik bersenjata yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun tersebut.
Pada konferensi pers di Kyiv, Selasa (8/4/2025), Zelenskyy mengungkapkan bahwa bentrokan terjadi di sekitar desa Tarasivka dan Bilohorivka, wilayah Donetsk.
Dalam insiden itu, enam orang yang diidentifikasi sebagai tentara asal China terlibat dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina. Dua orang berhasil ditangkap hidup-hidup.
Baca Juga: Presiden Prancis Akui Pasukan Eropa Berpotensi Bentrok dengan Rusia jika Diterjunkan ke Ukraina
Dilansir dari Associated Press, Zelensky juga mengungkapkan bahwa jumlah warga China yang bertempur di pihak Rusia kemungkinan jauh lebih banyak.
Ia menambahkan, dirinya telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri Ukraina untuk segera menghubungi Beijing guna meminta penjelasan atas insiden ini.
China selama ini dikenal sebagai sekutu diplomatik utama Rusia sejak invasi besar-besaran ke Ukraina dimulai pada Februari 2022. Dukungan tersebut ditunjukkan melalui kerja sama perdagangan energi dan barang konsumsi.
Namun, Beijing belum diketahui memberikan dukungan militer langsung, seperti halnya Iran yang memasok drone tempur dan Korea Utara yang diduga mengirimkan personel militer.
”Jika informasi ini dikonfirmasi, maka China akan menjadi negara ketiga setelah Iran dan Korea Utara yang secara militer mendukung agresi Rusia,” kata Zelenskyy.
Sebelumnya, pasukan Ukraina juga dilaporkan menangkap sejumlah tentara Korea Utara di wilayah perbatasan Rusia, tepatnya di wilayah Kursk, yang sempat dikuasai sementara oleh pasukan Ukraina.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.