GAZA, KOMPAS.TV - Hamas diyakini masih sulit dihancurkan meski Israel telah melakukan serangan lagi ke Gaza.
Israel telah merusak gencatan senjata yang dilakukan selama dua bulan.
Serangan Israel pada pekan ini ditandai dengan gelombang serangan ke sejumlah target Hamas.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Lebanon, Dua Orang Tewas Termasuk Satu Anak
Serangan ini menandakan perubahan dari kebuntuan diplomatik ke eskalasi militer, dan pengakuan bahwa tujuan perang Israel yang lebih luas masih jauh dari terwujud.
Kegagalan negosiasi untuk menghasilkan pembebasan sandera yang ditahan Hamas, membuat pemimpin Israel bersikeras bahwa kekuatanlah yang dapat membawa hasil.
Mereka kini tampaknya memperluas fokus dari perolehan di medan perang ke kepemimpinan politik kelompok itu.
Meski telah menyerang target Hamas, termasuk upaya membunuh Kepala Pemerintahan de Facto Hamas Issam al Da’alis, yang masih belum jelas apakah masih hidup atau terbunuh, kelompok perlawanan Palestina itu diyakini masih beroperasi.
Seperti diungkapkan Ynetnews, Sabtu (22/3/2025), Hamas telah beradaptasi secara taktis, beralih dari struktur komando terorganisasi ke kepemimpinan yang terdesentralisasi, dan dari tembakan roket skala besar ke perang gerilya, memungkinkan kelompok itu bertahan hidup di bawah tekanan kuat.
Menurut media Israel itu, tewasnya pemimpin tertinggi Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, dalam serangan Israel di awal perang, membuat kelompok perlawanan Palestina itu beralih ke model Dewan Kepemimpinan.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Ynet News
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.