Kompas TV internasional kompas dunia

Israel Kembali Serang Lebanon, Dua Orang Tewas Termasuk Satu Anak

Kompas.tv - 22 Maret 2025, 22:30 WIB
israel-kembali-serang-lebanon-dua-orang-tewas-termasuk-satu-anak
Warga Lebanon berjalan di samping rumah yang hancur, saat mereka memeriksa kerusakan di desa mereka yang disebabkan oleh serangan udara dan darat Israel, di Aita al-Shaab, desa perbatasan Lebanon dengan Israel, Lebanon selatan, Minggu, 26 Januari 2025. (Sumber: Foto AP/ Bilal Husein)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Iman Firdaus

BEIRUT, KOMPAS.TV — Israel kembali menyerang Lebanon sebagai balasan atas roket yang menargetkan Israel, Sabtu (22/3/2025). Serangan ini menewaskan dua orang, termasuk seorang anak. Serangan ini merupakan baku tembak terberat sejak gencatan senjata disepakati dengan kelompok militan Lebanon, Hizbullah.

Sebelumnya, roket ditembakkan dari Lebanon ke Israel untuk kedua kalinya sejak Desember. Saling serang ini memicu kekhawatiran tentang apakah gencatan senjata yang rapuh itu akan bertahan. 

Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, Hizbullah membantah bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan sebelumnya. Mereka mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen pada gencatan senjata dan menuduh melakukan lebih banyak serangan kepada Lebanon.

Israel telah mengatakan bahwa pihaknya akan menanggapi dengan keras serangan Sabtu dini hari dari Lebanon, ketika roket ditembakkan ke Israel utara. Militer Israel mengatakan roket yang dicegat tersebut menargetkan kota Metula di Israel.

Baca Juga: Israel Lancarkan Serangan Udara di Perbatasan Suriah-Lebanon, Tuduh Hizbullah Selundupkan Senjata

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan pada hari Sabtu bahwa serangan di desa selatan Touline juga melukai delapan orang lainnya.

Hizbullah mulai meluncurkan roket, pesawat nirawak, dan rudal ke Israel sehari setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 yang memicu perang.

Konflik Israel-Hizbullah memuncak menjadi perang habis-habisan pada bulan September ketika Israel melakukan gelombang serangan udara besar-besaran dan menewaskan sebagian besar pemimpin senior kelompok militan tersebut. Pertempuran tersebut menewaskan lebih dari 4.000 orang di Lebanon dan membuat sekitar 60.000 warga Israel mengungsi.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang dicapai pada bulan November, pasukan Israel seharusnya mundur dari seluruh wilayah Lebanon paling lambat akhir Januari. Batas waktu tersebut kemudian diperpanjang hingga 18 Februari berdasarkan kesepakatan antara Lebanon dan Israel.

Namun sejak saat itu, Israel tetap berada di lima lokasi di Lebanon, di seberang komunitas di Israel utara, dan telah melakukan puluhan serangan udara di Lebanon selatan dan timur, dengan mengatakan bahwa mereka menyerang Hizbullah. 

Baca Juga: Lagi-Lagi Israel Tembaki Pengunjuk Rasa, Dua Warga Lebanon Tewas

Sementara itu, Lebanon telah mengajukan banding ke PBB untuk menekan Israel agar menarik diri sepenuhnya dari negara mereka.

Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka menginstruksikan tentara untuk bertindak tegas terhadap puluhan target di Lebanon, dengan mengatakan, "Israel tidak akan membiarkan warga negaranya dan kedaulatannya dirugikan." 

Tentara Israel mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka melakukan serangan terhadap target Hizbullah di Lebanon selatan dan bahwa mereka menyerang puluhan peluncur roket kelompok tersebut dan sebuah pusat komando tempat Hizbullah beroperasi.

Namun demikian, seorang pejabat Hizbullah mengatakan bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab atas serangan itu. 
Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam meminta militer Lebanon untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan sembari mengatakan negara itu tidak ingin kembali berperang.

Pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon, yang dikenal sebagai UNIFIL, mengatakan pihaknya khawatir dengan kemungkinan meningkatnya kekerasan dan mendesak semua pihak untuk menghindari ketegangan yang akan membahayakan kemajuan yang telah dicapai. UNIFIL juga mengatakan eskalasi lebih lanjut akan dapat memiliki konsekuensi serius bagi wilayah tersebut.


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : The Associated Press

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x