Kompas TV internasional kompas dunia

Usai Penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu, Protes Warga Pecah di Turki

Kompas.tv - 21 Maret 2025, 18:22 WIB
usai-penangkapan-wali-kota-istanbul-ekrem-imamoglu-protes-warga-pecah-di-turki
Suasana luar Balai Kota Istanbul setelah polisi Turki menangkap Walikota Ekrem Imamoglu, seorang pemimpin oposisi yang populer dan saingan utama Presiden Recep Tayyip Erdogan, dan beberapa tokoh terkemuka lainnya sebagai bagian dari penyelidikan atas dugaan korupsi dan hubungan teror. (Sumber: AP)
Penulis : Tri Angga Kriswaningsih | Editor : Vyara Lestari

Di Ankara, polisi mengerahkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan protes di Universitas Teknik Timur Tengah. Selain itu, aksi penolakan juga pecah di kota Adana dan Izmir.

Baca Juga: Milisi Kurdi Umumkan Gencatan Senjata ke Pemerintah Turki, Bakal Akhiri Konflik Nyaris 5 Dekade

Di sisi lain, Juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan Omer Celik membantah tindakan hukum terhadap tokoh oposisi memiliki motif politik dan menyatakan tidak memiliki keterkaitan dengan hal tersebut. 

"Tidak seorang pun dari kami memiliki informasi tentang isi berkas (pidana) itu," ujar Celik. 

Ia juga menolak tuduhan yang dilemparkan partai oposisi utama, CHP, yang menuduh penangkapan Wali Kota Istanbul merupakan sebuah "kudeta". 

“Nama partai kami, presiden kami, hanya dapat dikaitkan dengan demokrasi—di pihak yang berlawanan dengan kudeta," katanya. 

Baca Juga: Erdogan Puji Trump Prakasai Perdamaian Rusia-Ukraina, Turki Siap jadi Tuan Rumah!

Sementara itu, terkait penahanan Wali Kota Ekrem, Erdogan menuduh pihak oposisi gagal menanggapi tuduhan korupsi dengan bukti atau argumen hukum.

"Pihak oposisi tidak pernah menanggapi tuduhan yang diajukan oleh pengadilan," kata Erdogan. 

"Sebaliknya, mereka membatasi masalah tersebut pada slogan-slogan politik, menggunakan cara mudah untuk memprovokasi basis mereka dan menipu publik," tambahnya. 


 

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Associated Press

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



KOMPASTV SHORTS


Lihat Semua

BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x