Di Ankara, polisi mengerahkan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan protes di Universitas Teknik Timur Tengah. Selain itu, aksi penolakan juga pecah di kota Adana dan Izmir.
Baca Juga: Milisi Kurdi Umumkan Gencatan Senjata ke Pemerintah Turki, Bakal Akhiri Konflik Nyaris 5 Dekade
Di sisi lain, Juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan Omer Celik membantah tindakan hukum terhadap tokoh oposisi memiliki motif politik dan menyatakan tidak memiliki keterkaitan dengan hal tersebut.
"Tidak seorang pun dari kami memiliki informasi tentang isi berkas (pidana) itu," ujar Celik.
Ia juga menolak tuduhan yang dilemparkan partai oposisi utama, CHP, yang menuduh penangkapan Wali Kota Istanbul merupakan sebuah "kudeta".
“Nama partai kami, presiden kami, hanya dapat dikaitkan dengan demokrasi—di pihak yang berlawanan dengan kudeta," katanya.
Baca Juga: Erdogan Puji Trump Prakasai Perdamaian Rusia-Ukraina, Turki Siap jadi Tuan Rumah!
Sementara itu, terkait penahanan Wali Kota Ekrem, Erdogan menuduh pihak oposisi gagal menanggapi tuduhan korupsi dengan bukti atau argumen hukum.
"Pihak oposisi tidak pernah menanggapi tuduhan yang diajukan oleh pengadilan," kata Erdogan.
"Sebaliknya, mereka membatasi masalah tersebut pada slogan-slogan politik, menggunakan cara mudah untuk memprovokasi basis mereka dan menipu publik," tambahnya.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.