Kompas TV internasional kompas dunia

Larang Bantuan dan Listrik Masuk Gaza, Israel Dituduh Lakukan Kejahatan Perang

Kompas.tv - 12 Maret 2025, 21:47 WIB
larang-bantuan-dan-listrik-masuk-gaza-israel-dituduh-lakukan-kejahatan-perang
Suasana buka bersama di Rafah, selatan Jalur Gaza. Masyarakat Palestina menyantap buka puasa di tengah reruntuhan bangunan akibat serangan Israel, Sabtu (1/3/2025). (Sumber: Abdel Kareem Hana/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

GAZA, KOMPAS.TV - Otoritas Israel telah memutus seluruh aliran listrik ke Jalur Gaza usai menolak melanjutkan tahapan gencatan senjata yang disepakati dengan Hamas.

Pasukan Israel pun telah melarang bantuan kemanusiaan masuk sejak awal Maret.

Kepala Biro Media Perusahaan Listrik Gaza, Mohamed Thabet mengungkapkan, pemutusan aliran listrik menimbulkan "malapetaka" di Gaza, wilayah Palestina yang telah diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007.

Menurut Thabet, seluruh aliran dari pembangkit listrik Israel telah ditutup. Thabet mengungkapkan rata-rata penduduk Gaza mengalami pemadaman listrik hingga 16 jam akibat blokade Israel.

Pasokan listrik ke enklave tersebut telah terputus selama 522 hari usai serangan Israel yang diluncurkan pada 7 Oktober 2023 lalu.

Baca Juga: Bantuan untuk Palestina Diblokade, Houthi Ancam Serang Kapal Israel di Perairan Timur Tengah

Thabet menyatakan, situasi di Gaza memprihatinkan bagi penduduk. Banyak warga yang mesti berjalan kaki hingga 2-3 km guna mendapatkan air bersih untuk memasak ataupun minum.

Jurnalis Al Jazeera di Gaza, Tareq Abu Azzoum melaporkan, infrastruktur energi di wilayah berpenduduk sekitar 2,3 juta jiwa telah rusak akibat serangan Israel selama 16 bulan.

Satu-satunya pembangkit listrik di Gaza pun tidak bisa berfungsi maksimal karena kurangnya pasokan bahan bakar dan kerusakan akibat operasi militer Israel.

"Itu awalnya didesain untuk menghasilkan 140 megawatt listrik, tetapi sering beroperasi di bawah kapasitas, terkadang hingga 60 megawatt karena kekurangan bahan bakar, kerusakan dan keterbatasan teknis. Ini jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan Jalur Gaza," kata Abu Azzoum, seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (12/3/2025).

Kami memberikan ruang untuk Anda menulis

Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.

Daftar di sini



Sumber : Al Jazeera, Middle East Eye

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x