SEOUL, KOMPAS.TV — Badan mata-mata Korea Selatan mengatakan pada Rabu (27/2/2025) bahwa Korea Utara kembali mengirimkan pasukan ke Rusia. Sebelumnya, tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia dan ditempatkan di garis depan, sehingga banyak menjadi korban.
Badan Intelijen Nasional Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa mereka mencoba untuk menghitung dengan tepat berapa banyak tentara yang telah ditempatkan Korea Utara di Rusia.
Mereka juga menilai bahwa pasukan Korea Utara ditempatkan kembali di garis depan di wilayah Kursk, Rusia, pada minggu pertama bulan Februari, setelah penarikan sementara yang dilaporkan dari wilayah tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dalam sebuah pidato pada tanggal 7 Februari, mengonfirmasi serangan baru Ukraina di Kursk dan mengatakan pasukan Korea Utara bertempur bersama pasukan Rusia di sana.
Korea Utara telah memasok sejumlah besar senjata konvensional ke Rusia, dan musim gugur lalu negara itu juga mengirim sekitar 10.000-12.000 tentara ke Rusia. Jumlah ini diungkapkan oleh pejabat intelijen Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Ukraina.
Baca Juga: Ambisi Kim Jong-Un Tentara Korea Utara Siap Perang Modern, Tindakan Drastis Dilakukan
Tentara Korea Utara sangat disiplin dan terlatih dengan baik, tetapi para pengamat mengatakan mereka telah menjadi sasaran empuk serangan pesawat nirawak dan artileri di medan perang Rusia-Ukraina karena kurangnya pengalaman tempur dan ketidaktahuan mereka terhadap medan perang.
Pada bulan Januari, Badan Intelijen Korea Selatan mengatakan sekitar 300 tentara Korea Utara tewas dan 2.700 lainnya terluka. Zelenskyy sebelumnya menyebutkan jumlah tentara Korea Utara yang tewas atau terluka mencapai 4.000, meskipun perkiraan AS lebih rendah yaitu sekitar 1.200 tentara.
Sebelumnya pada hari Rabu, surat kabar JoongAng Ilbo Korea Selatan, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, melaporkan bahwa 1.000-3.000 tentara Korea Utara tambahan dikerahkan ke Kursk antara bulan Januari dan Februari.
Baca Juga: Kim Jong-un Ingin Militer Korea Utara Jadi yang Terkuat di Dunia, Ungkap Tiga Kuncinya
Korea Selatan, AS, dan mitra mereka khawatir bahwa Rusia dapat memberi balasan kepada Korea Utara dengan mentransfer teknologi senjata berteknologi tinggi yang dapat meningkatkan program senjata nuklirnya secara drastis. Korea Utara juga diperkirakan akan menerima bantuan ekonomi dan bantuan lainnya dari Rusia.
Dalam pembicaraan di Arab Saudi minggu lalu, Rusia dan AS sepakat untuk mulai bekerja sama untuk mengakhiri perang dan meningkatkan hubungan diplomatik dan ekonomi mereka. Pejabat Ukraina tidak hadir dalam pembicaraan tersebut. Pertemuan itu menandai perubahan luar biasa dalam kebijakan luar negeri AS di bawah Presiden Donald Trump dan perubahan yang jelas dari upaya yang dipimpin AS untuk mengisolasi Rusia atas perangnya di Ukraina.
Para pengamat mengatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un diperkirakan dapat mengirim lebih banyak pasukan ke Rusia, untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut dari Rusia sebelum perang berakhir.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.