Keluarnya AS dari Perjanjian Paris 2015 disebut sebagai bagian upaya Trump mencabut berbagai kebijakan perlindungan iklim. Pada saat bersamaan, Trump mencabut pembatasan pengeboran minyak di negara bagian Alaska.
Donald Trump langsung menggunakan kekuatan eksekutif untuk mengampuni para pendukungnya yang merusuh di Capitol pada 6 Januari 2021 silam. Para pendukung Trump menyerbu Capitol usai sang presiden tak terima kalah dari Joe Biden di Pilpres AS 2020.
Trump mengaku telah mengampuni sekitar 1.500 terdakwa yang terkait kerusuhan Capitol dan menerbitkan enam keringanan hukuman.
Penyelidikan kerusuhan Capitol sendiri saat ini masih berlangsung. Namun, Trump diperkirakan akan memerintahkan Kementerian Hukum AS untuk menghentikan penyelidikan tersebut.
Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang menghapus "panduan ideologi gender" yang sebelumnya berlaku dalam kebijakan dan komunikasi pemerintah federal AS. Sebagai gantinya, pemerintahan Trump menetapkan hanya ada dua gender, yakni laki-laki dan perempuan.
"Lembaga-lembaga pemerintah akan berhenti berpura-pura bahwa laki-laki dapat menjadi perempuan dan perempuan dapat menjadi laki-laki sembari menegakkan hukum yang memberi perlindungan dari diskriminasi jenis kelamin," demikian petikan perintah eksekutif Trump.
Perintah eksekutif tersebut membatalkan perintah eksekutif era Biden yang mengakui ragam gender dan transisi gender.
Baca Juga: Gestur Elon Musk dalam Perayaan Pelantikan Trump Tuai Kontroversi, Dianggap Hormat Nazi
Perintah eksekutif Trump mengubah nama Teluk Meksiko menjadi "Teluk Amerika." Teluk ini terletak di lepas pantai tenggara AS dan berbatasan dengan Meksiko dan Kuba.
Selain itu, Trump juga mengubah nama Gunung Denali di Alaska menjadi "Gunung McKinley." Gunung ini sebelumnya dinamai berdasarkan bahasa masyarakat asli Alaska.
Donald Trump mendeklarasikan darurat energi nasional di AS untuk memperleancar produksi energi dalam negeri. Deklarasi ini termasuk membatalkan penangguhan ekspor gas dan mencabut pembatasan pengeboran minyak di Alaska.
Deklarasi ini juga membuat pemerintah AS dapat mempercepat izin pembangunan infrastruktur bahan bakar fosil baru.
Selain itu, Trump mencabut target kendaraan listrik di AS yang sedianya hendak dicapai pada 2030. Sebelumnya, Biden menargetkan setengah dari seluruh penjualan di AS pada 2030 terdiri dari kendaraan listrik.
Baca Juga: Donald Trump Ingin Relokasi 2 Juta Warga Gaza ke Indonesia, Begini Respons Tegas Kemlu RI
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.