Kompas TV internasional kompas dunia

Hamas Terima Rancangan Perjanjian Gencatan Senjata, Serangan Israel Berlanjut

Kompas.tv - 14 Januari 2025, 22:34 WIB
hamas-terima-rancangan-perjanjian-gencatan-senjata-serangan-israel-berlanjut
Asap mengepul menyusul ledakan di Jalur Gaza, seperti terlihat dari Israel selatan, Kamis, 9 Januari 2025. Hamas menerima rancangan perjanjian gencatan senjata pada Selasa (14/1/2025) yang membuat gencatan senjata tinggal selangkah lagi untuk diwujudkan. (Sumber: Foto AP/Mahmoud Illean)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Edy A. Putra

KAIRO, KOMPAS.TV - Hamas telah menerima rancangan perjanjian untuk gencatan senjata di Jalur Gaza dan bersedia membebaskan puluhan tawanan.

Kemajuan dalam perundingan gencatan senjata ini diungkapkan dua pejabat yang terlibat dalam perundingan tersebut pada Selasa (14/1/2025). 

Qatar yang bertindak sebagai mediator perundingan, mengatakan Israel dan kelompok perlawanan Palestina itu berada pada "titik terdekat" untuk menyegel kesepakatan yang akan membawa mereka selangkah lebih dekat untuk mengakhiri perang.

Seorang pejabat Israel mengatakan telah ada kemajuan dalam kesepakatan gencatan senjata, namun rinciannya sedang diselesaikan.

Rencana gencatan senjata yang terdiri dari tiga fase tersebut perlu diserahkan kepada Kabinet Israel untuk mendapatkan persetujuan akhir.

Ketiga pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim.

Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar sejak tahun lalu telah mencoba memediasi dan mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 15 bulan ini. Namun kesepatakan gencatan senjata kerap menemui jalan buntu.

Baca Juga: Dukung Palestina, Lebih dari 700 Yahudi Inggris Desak Polisi Cabut Pembatasan Unjuk Rasa di London

Namun kali ini, titik terang mulai terlihat. Kesepakatan apa pun yang akan dihasilkan nanti, diharapkan akan menghentikan pertempuran dan membawa harapan untuk mengakhiri perang yang sangat mematikan ini. 

Kesepakatan ini akan membawa kelegaan bagi Jalur Gaza yang dilanda bencana, di mana serangan Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Palestina itu dan membuat sekitar 90 persen dari 2,3 juta penduduknya mengungsi. Banyak dari mereka berisiko kelaparan.

Sementara Israel juga diuntungkan dengan gencatan senjata, karena warga mereka yang ditawan Hamas, akan segera dibebaskan.

Para negosiator berharap, kesepakatan gencatan senjata dapat terwujud sebelum pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump pada 20 Januari mendatang.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari mengatakan negosiasi tersebut berlangsung produktif. Namun ia tidak memberikan detail mengenai pembicaraan tersebut.

“Saat ini, kita sudah hampir mencapai titik kesepakatan,” katanya, seperti dikutip dari The Associated Press. 

Senada dengan al-Ansari, Hamas juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa negosiasi telah mencapai tahap akhir.

Baca Juga: Trauma, Sekitar 200 Tentara Israel Teken Surat Penolakan Bertempur di Gaza

Perjanjian Tiga Fase

Gencatan senjata antara Israel dan Palestina direncanakan akan terjadi dalam tiga fase. Berdasarkan kerangka kerja yang ditetapkan oleh Presiden AS Joe Biden dan didukung oleh Dewan Keamanan PBB, gencatan senjata akan dimulai dengan pembebasan 33 tawanan selama periode enam minggu. 

Tawanan yang dibebaskan pada fase pertama adalah wanita, anak-anak, orang tua, dan warga sipil yang terluka.

Sebagai gantinya, ratusan wanita dan anak-anak Palestina yang dipenjara oleh Israel juga harus dibebaskan.

Dari 33 tawanan yang akan dibebaskan tersebut, ada lima tentara wanita Israel, yang masing-masing akan dibebaskan sebagai ganti 50 tawanan Palestina, termasuk 30 militan yang menjalani hukuman seumur hidup.




Sumber : The Associated Press, Al Jazeera

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x