"Saya baru tiba dari Gaza kemarin. Saya melihat semuanya hancur, kemiskinan, bencana," kata Pizzaballa.
Dia pun meminta umat Kristen di Bethlehem untuk tidak menyerah. Pizzaballa menyampaikan harapan perdamaian jelang memimpin misa jelang Natal di Bethlehem.
Baca Juga: Bethlehem Bersiap Rayakan Natal, Kirim Doa dan Harapan Perdamaian di Palestina
"Kita lebih kuat, kita adalah cahaya, bukan kegelapan. Tahun depan, kita akan melihat pohon Natal terbesar yang pernah ada," kata Pizzaballa saat berada di Pusat Perdamaian Bethlehem.
Sebelum Israel meluncurkan serangan ke Gaza dan Tepi Barat, kota Bethlehem dikunjungi hingga dua juta orang per tahun pada 2019. Namun, kunjungan menurun drastis sejak Israel menyerang Palestina dua tahun terakhir.
Juru bicara Kementerian Pariwisata Palestina, Jiries Qumsiyeh, menyebut jumlah kunjungan hanya mencapai 100.000 pada 2024.
Sepinya kunjungan berdampak signifikan terhadap perekonomian Bethlehem yang mengandalkan pariwisata. Banyak toko cenderamata yang tutup dan tingkat okupansi hotel hanya mencapai 3 persen pada Desember 2024.
Lesunya perekonomian pun membuat ratusan keluarga meninggalkan Bethlehem dua tahun belakangan.
"Kami telah menyaksikan tingkat emigrasi yang sangat tinggi sejak awal agresi, khususnya di antara mereka yang bekerja di sektor pariwisata," kata Qumsiyeh.
Baca Juga: Natal Sepi di Kota Kelahiran Yesus, Wali Kota Bethlehem: Rakyat Palestina Masih Menderita
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.