KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia membakar muka tentara Korea Utara (Korut) yang tewas di medan pertempuran.
Pada Sabtu (14/12/2024) pekan lalu, Zelenskyy mengungkapkan apa yang dilakukan Rusia itu untuk menyembunyikan keterlibatan Korea Utara dalam perang Rusia-Ukraina.
Baca Juga: Rusia Disebut Makin Sering Eksekusi Mati Tahanan Perang Ukraina, Bahkan dengan Cara Kejam
Zelenskyy juga mengatakan Rusia telah mengerahkan tentara Korut dalam jumlah signifikan untuk pertama kalinya dalam serangan ke posisi Ukraina.
Dia juga mengatakan tentara Ukraina telah merilis foto dan video yang memperlihatkan apa yang mereka sebut sebagai jasad-jasad tentara Korea Utara, bagian dari 200 orang yang terbunuh dan terluka di Kursk, Rusia.
Menurut Zelenskyy, Rusia berusaha untuk menyembunyikan kehadiran tentara Korut.
“Meski mereka telah dilatih, mereka bahkan dilarang untuk menunjukkan wajah mereka. Militer Rusia mencoba menghapus semua video bukti keberadaan mereka,” kata Zelenskyy lewat akun Telegram resminya, Senin (16/12/2024), dikutip dari Radio Free Asia.
“Kini setelah pertempuran dengan orang-orang kami, warga Rusia juga mencoba, secara harfiah, membakar wajah tentara Korea Utara yang tewas,” tambahnya.
Pada video yang ditampilkan Zelenskyy, sekelompok orang terlihat membakar apa yang sepertinya jasad di sebuah lereng yang tertutup salju.
Zelenskyy pun kembali merayu tentara Korea Utara agar tak membantu perang Rusia di Ukraina.
“Tak ada alasan bagi orang Korea untuk bertempur dan tewas untuk Putin (Presiden Rusia Vladimir Putin). Setelah kematian mereka, Rusia akan menghina mereka,” katanya.
“Kegilaan ini harus segera dihentikan,” tambah Zelenskyy.
Baca Juga: Tentara Korea Utara Bikin Ukraina Terdesak di Kursk, Pasukan Zelenskyy Jadikan Sungai Tameng Alami
Baik Putin maupun pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, tak pernah mengonfirmasi bahwa tentara Korut membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Sementara juru bicara Pentagon telah mengungkapkan adanya indikasi tentara Korea Utara terbunuh saat bertempur melawan pasukan Ukraina di Kursk, Rusia.
Badan Intelijen Korea Selatan (NIS) juga mengaku telah memverifikasi kabar tersebut dan menegaskan hal itu diperkirakan benar.
Sumber : Radio Free Asia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.