WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) akhirnya memutuskan mencabut hadiah perburuan untuk menangkap pemimpin pemberontak Suriah, Ahmed Al-Shaara.
Sebelumnya, AS menetapkan hadiah perburuan sebesar USD10 juta atau setara Rp161 miliar untuk menangkap pemimpin kelompok Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) itu.
Pencabutan tersebut terjadi usai pertemuan antara diplomat senior AS dan perwakilan dari HTS.
Baca Juga: Mobil Tabrak Kerumunan di Pasar Natal Jerman Tewaskan 2 Orang Termasuk Anak-Anak, Disebut Aksi Teror
Asisten Menteri Luar Negeri AS Barbara Leaf mengungkapkan, pembicaraan dengan Sharaa berlangsung produktif.
Leaf pun menyebut bahwa Sharaa merupakan sosok yang pragmatis.
Delegasi AS tiba di Ibu Kota Suriah Damaskus, setelah HTS menjatuhkan rezim Bashar Al-Assad dua pekan lalu.
Meski mencabut uang buruan untuk Sharaa, namun AS masih melabeli HTS sebagai kelompok teroris.
Dikutip dari BBC International, Jumat (20/12/2024), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS mengonfirmasikan para diplomat membicarakan prinsip transisi yang didukung AS. Juga peristiwa regional, serta pentingnya menghadapi ISIS.
Sang juru bicara juga mengatakan bahwa para delegasi juga mencari informasi lebih lanjut terkait warga AS yang hilang di rezim Assad.
Termasuk jurnalis Austin Tice, yang diculik di Damaskus pada 2012, dan psikoterapis Majd Kamalmaz yang hilang pada 2017.
Juru Bicara Kedutaan Besar AS sebelumnya mengatakan konferensi pers yang melibatkan Leaf telah dibatalkan karena alasan keamanan.
Namun, pada pengarahan berikutnya, Leaf membantah hal itu, dan menegaskan selebrasi di jalanan yang mengakibatkan penundaan.
Baca Juga: Arab Saudi Bersikeras Pengakuan Negara Palestina Harga Mati jika Israel Ingin Normalisasi
Kunjungan itu menjadi diplomasi formal pertama AS di Damaskus selama lebih dari satu dekade.
Ini juga menjadi tanda perubahan dramatis yang terjadi di Suriah sejak tergulingnya Assad.
Juga cepatnya upaya AS dan Eropa, juga bersandar pada negara-negara Arab untuk mencoba memengaruhi pemerintahan baru Suriah.
Sumber : BBC Internasional
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.