MANILA, KOMPAS.TV — Mary Jane Fiesta Veloso, seorang perempuan yang pernah dijatuhi hukuman mati di Indonesia, akhirnya tiba di kampung halamannya di Filipina pada Rabu (18/12/2024) pagi. Kedatangannya disambut tangis haru dari anggota keluarga.
Kerabat dan sekelompok kecil pendukungnya, menyambut Mary Jane dengan sorak sorai dan air mata ketika dia tiba di bandara Manila. Tampak di antara penjemput adalah dua putra Veloso yang berusia 1 dan 6 tahun ketika dia ditangkap pada tahun 2010.
“Selamat datang di rumah Mary Jane,” tulis spanduk besar yang dibawa oleh kerabat dan pendukung yang juga membawa bunga untuk diberikan kepada Mary Jane.
Sebelumnya Mary Jane dipindahkan pada Minggu malam dari penjara wanita di Yogyakarta ke ibu kota Indonesia, Jakarta. Kemudian pada Selasa malam, ia dikawal untuk penerbangan ke Manila.
Pemulangannya ini terjadi karena "kesepakatan praktis" untuk pemindahan tahanan yang ditandatangani antara kedua negara pada 6 Desember lalu.
Pemindahan ini menghilangkan kemungkinan eksekusi. Filipina, negara Katolik Roma terbesar di Asia, telah lama menghapus hukuman mati.
Baca Juga: Tangis Terpidana Mary Jane Jelang Pulang ke Filipina
Teriakan terdengar dan kerumunan melambaikan tangan saat Mary Jane dikawal oleh barisan keamanan ke mobil van yang menunggu. Orang tuanya terlihat menyeka air mata. Ibunya yang bernama Celia, mengungkapkan rasa frustrasi karena mereka tidak dapat mendekati atau memeluknya.
Para pejabat mengatakan bahwa kerabat dan pengacara akan menghabiskan waktu satu jam dengan Mary Jane di Lembaga Pemasyarakatan untuk Wanita di Metro Manila, tempat ia dipindahkan karena alasan keamanan.
"Semoga presiden dapat memberikan grasi kepada Mary Jane," kata ibunya seperti dikutip dari The Associated Press. Keluarganya telah mengajukan grasi kepada Presiden Filipina, tetapi istana presiden mengatakan belum ada keputusan.
Sekitar 100 pendukungnya meneriakkan “Pengampunan untuk Mary Jane” dan “Bebaskan, bebaskan Mary Jane” saat mobil van yang membawa Mary Jane tiba di fasilitas pemasyarakatan.
Mary Jane sebelumnya mengatakan kepada wartawan di luar penjara Pondok Bambu di Jakarta bahwa ia diliputi emosi. Ia mengatakan bahwa ia diperlakukan dengan baik oleh sesama narapidana dan petugas penjara selama 14 tahun penahanannya dan memiliki banyak souvenir selama di penjara, seperti gitar, buku, rajutan, dan rosario.
“Terima kasih, Indonesia, saya cinta Indonesia,” kata Mary Jane, sambil membentuk hati dengan jari-jarinya.
Dalam konferensi pers di bandara, ia berterima kasih kepada Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan pemerintahnya, serta Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., atas upaya mereka untuk memulangkannya guna menjalani sisa hukumannya di negaranya.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.