DAMASKUS, KOMPAS.TV — Perdana Menteri Suriah Mohammed Ghazi Jalali mengatakan bahwa sebagian besar menteri kabinet masih bekerja dari kantor-kantor di ibu kota Damaskus, Senin (9/12/2024).
Menurutnya, pemerintahan Suriah masih berfungsi setelah pemberontak memasuki ibu kota selama akhir pekan lalu dan menggulingkan Presiden Bashar Assad.
Namun, sudah ada tanda-tanda kesulitan yang akan dihadapi aliansi pemberontak yang sekarang menguasai sebagian besar negara itu, yang dipimpin oleh mantan milisi senior al-Qaeda.
Israel mengatakan sedang melakukan serangan udara terhadap lokasi yang diduga sebagai lokasi senjata kimia dan roket jarak jauh untuk mencegahnya jatuh ke tangan para ekstremis. Israel juga telah merebut zona penyangga di dalam Suriah setelah pasukan Suriah mundur.
Kremlin mengatakan Rusia telah memberikan suaka politik kepada Assad. Keputusan ini telah dibuat oleh Presiden Vladimir Putin. Sedangkan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak berkomentar mengenai keberadaan Assad secara spesifik dan mengatakan Putin tidak berencana untuk bertemu dengannya.
Baca Juga: WNI di Suriah Belum Dievakuasi, Kemlu RI Imbau Tetap Waspada: Don’t Take It for Granted
Damaskus berangsur tenang pada hari Senin, dengan kehidupan perlahan kembali normal sementara sebagian besar toko dan lembaga publik masih tutup. Di alun-alun, beberapa orang masih merayakan tumbangnya rezim Assad. Lalu lintas sipil kembali normal tetapi tidak ada angkutan umum. Antrean panjang terbentuk di depan toko roti dan toko makanan lainnya.
Di beberapa daerah, sekelompok kecil pria bersenjata ditempatkan di jalan-jalan. Sebuah video yang beredar daring menunjukkan seorang pria berseragam militer memegang senapan sambil berusaha meyakinkan penduduk di lingkungan Mezzeh di Damaskus bahwa mereka tidak akan disakiti.
"Kami tidak punya masalah dengan Anda, baik Alawite, Kristen, Syiah, maupun Druze, tetapi semua orang harus berperilaku baik, dan tidak seorang pun boleh mencoba menyerang kami," kata lelaki bersenjata itu seperti dikutip dari The Associated Press.
Perdana Menteri Mohammed Ghazi Jalali, yang tetap menjabat setelah Assad dan sebagian besar pejabat tingginya menghilang selama akhir pekan, telah berupaya untuk membuat keadaan normal kembali.
"Kami bekerja agar masa transisi berjalan cepat dan lancar," katanya kepada Sky News Arabia TV pada hari Senin. Ia mengatakan bahwa situasi keamanan telah membaik dari hari sebelumnya.
Ia mengatakan pemerintah berkoordinasi dengan para pemberontak, dan bahwa ia siap untuk bertemu dengan pemimpin pemberontak Ahmad al-Sharaa, yang sebelumnya dikenal sebagai Abu Mohammed al-Golani, yang tampil dengan kemenangan di sebuah masjid terkenal di Damaskus pada Minggu.
Warga Suriah yang beberapa hari lalu bekerja di semua tingkat birokrasi di pemerintahan Assad mulai menyesuaikan diri dengan kenyataan baru.
Di gedung pengadilan di Damaskus, yang diserbu pemberontak untuk membebaskan tahanan, Hakim Khitam Haddad, ajudan menteri kehakiman di pemerintahan yang akan lengser, mengatakan pada hari Minggu bahwa para hakim siap untuk segera melanjutkan pekerjaan mereka.
Baca Juga: Rezim Assad Tumbang, Perwakilan Suriah di Luar Negeri Ramai-Ramai Kibarkan Bendera Revolusi
"Kami ingin memberikan hak kepada semua orang," kata Haddad di luar gedung pengadilan. "Kami ingin membangun Suriah yang baru dan mempertahankan pekerjaan, tetapi dengan metode baru."
Sementara itu, pemberontak mengatakan mereka akan menjamin kebebasan pribadi dan tidak akan memaksakan busana Islami pada wanita. "Dilarang keras mengganggu busana wanita atau memaksakan permintaan apa pun yang terkait dengan pakaian atau penampilan mereka, termasuk permintaan untuk berpakaian sopan," kata Komando Umum dalam sebuah pernyataan di media sosial.
Secara terpisah, pemantau perang oposisi Suriah mengatakan seorang ajudan utama saudara laki-laki Assad, Maher, ditemukan tewas di kantornya di dekat Damaskus. Sebuah video yang beredar di media sosial konon memperlihatkan Mayjen Ali Mahmoud berlumuran darah dan pakaiannya terbakar. Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan tidak diketahui apakah dia tewas dibunuh atau bunuh diri.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.