Sara Duterte sendiri kemudian menarik ucapannya, dan mengatakan bahwa hal itu bukan ancaman sebenarnya.
Menurutnya, ancaman itu adalah ungkapan kekhawatiran atas keamanannya sendiri terhadap sebuah ancaman yang tak jelas.
“Kenapa saya harus membunuhnya jika bukan karena dendam dari dalam kubur? Tak ada alasan bagi saya membunuhnya. Apa untungnya bagi saya?” katanya.
Ferdinand Marcos Jr maju bersama Sara Duterte sebagai wakilnya pada pemilihan presiden 2022.
Di Filipina sendiri, posisi presiden dan wakil presiden dipilih secara terpisah.
Namun, kerja sama keduanya yang berasal dari keluarga eks penguasa Filipina akhirnya pecah. Termasuk di antaranya pendekatan terhadap agresivitas China dalam mengeklaim Laut China Selatan.
Duterte memutuskan mundur dari kabinet Marcos pada Juni lalu sebagai Menteri Pendidikan dan Kepala Badan Anti-Pemberontakan.
Wakil Menteri Kehakiman Jesse Andres mengatakan Duterte akan dipanggil untuk diselidiki.
Baca Juga: Hindari Wajib Militer, Pria Korea Selatan Sengaja Gemukkan Diri, tapi Akhirnya Ditangkap
Andres menyebut Sara Duterte sebagai pihak yang mengaku sebagai dalang, upaya terencana membunuh Presiden.
“Semua sumber daya pemerintah dan lembaga penegak hukum akan dikerahkan untuk mengidentifikasi tersangka pembunuh dan menentukan pertanggungjawaban pidana,” ujarnya.
“Kami harus menjaga ketertiban dalam masyarakat yang beradab dengan mematuhi supremasi hukum, dan kita akan menerapkan seluruh kekuatan dan memaksakan hukum sepenuhnya dalam hal ini,” tambah Andres.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.