Mereka dituduh Duterte terlibat korupsi, tidak kompeten, dan melakukan intimidasi politik terhadap keluarga Duterte dan para pendukungnya.
Konflik terbaru kali ini dipicu oleh penahanan Zuleika Lopez, kepala staf Duterte, oleh DPR yang mayoritas mendukung Romualdez dan Bongbong Marcos.
Lopez dituduh menghambat penyelidikan terkait dugaan penyalahgunaan anggaran Duterte saat menjabat sebagai Wakil Presiden dan Menteri Pendidikan.
Lopez yang jatuh sakit saat ditahan hampir dipindahkan ke penjara perempuan, yang memicu emosi Duterte.
Dalam konferensi pers, Duterte menyampaikan perintah kepada pembunuh bayaran untuk menghabisi Bongbong Marcos jika dirinya tewas dibunuh.
“Jika saya mati, jangan berhenti sampai kalian membunuh BBM (Bongbong Marcos), Liza Araneta, dan Martin Romualdez. Tidak bercanda,” ujarnya dengan penuh emosi.
Di bawah hukum pidana Filipina, pernyataan Duterte dapat dikategorikan sebagai ancaman publik yang melanggar hukum dan dapat berujung pada hukuman penjara serta denda.
Pernyataan tersebut juga mengingatkan publik pada kebijakan keras ayahnya, mantan Presiden Rodrigo Duterte.
Saat menjabat, Rodrigo Duterte dikenal dengan operasi pemberantasan narkoba yang menewaskan ribuan orang dan menuai kritik internasional.
Baca Juga: Mary Jane Sudah Tahu Rencana Pemindahan ke Filipina, Ini 7 Pesannya Melalui Kalapas
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.