MOSKOW, KOMPAS.TV — Seorang dokter yang dituduh mengkritik perang Rusia di Ukraina di depan seorang pasien, pada Selasa (12/11/2024) dihukum 5,5 tahun penjara. Dia dianggap menyebarkan informasi palsu tentang militer Rusia.
Dr. Nadezhda Buyanova, 68 tahun, ditangkap pada bulan Februari lalu setelah Anastasia Akinshina, yang merupakan ibu dari salah satu pasiennya, melaporkan dokter anak tersebut kepada pihak berwenang.
Akinshina menuduh bahwa Buyanova mengatakan pada dia dan putranya bahwa ayah anak tersebut yang merupakan seorang tentara Rusia dan diduga tewas dalam pertempuran, merupakan target yang sah bagi pasukan Ukraina.
Buyanova pun dituduh telah menyalahkan pemerinatah Moskow atas terjadinya perang tersebut.
Sebuah video yang menunjukkan kemarahan Akinshina dan menceritakan tentang tindakan Buyanova dipublikasikan secara luas. Setelah itu, kepala Komite Investigasi Rusia Alexander Bastrykin menuntut agar kasus pidana diajukan terhadap dokter tersebut.
Buyanova yang lahir di Ukraina bagian barat membantah tuduhan tersebut, dan bersikeras bahwa dia tidak pernah mengatakan apa yang dituduhkan kepadanya.
Dalam pernyataan penutup yang penuh air mata di pengadilan minggu lalu, dia mendesak pengadilan untuk membebaskannya.
Baca Juga: Korea Utara Meratifikasi Perjanjian Pertahanan dengan Rusia, Saling Kirim Pasukan Ketika Perang
Pembelanya berpendapat bahwa jaksa penuntut telah gagal menghadirkan bukti bahwa percakapan yang dituduhkan itu benar-benar terjadi.
Menurutnya, tidak ada rekaman atau bukti apa pun yang menguatkan tuduhan tersebut. Dia mengatakan bahwa penuduhnya telah mengarang cerita itu karena permusuhan terhadap orang Ukraina.
Dalam pernyataan penutupnya di pengadilan, Buyanova mengatakan bahwa membaca tuduhan dalam dakwaan tersebut sangat menyakitkan, dan dia pun menangis.
"Seorang dokter, terutama dokter anak, tidak mungkin mencelakai seorang anak, ibunya, atau membuat trauma jiwa anak itu. Hanya monster yang mampu melakukan ini, dan kata-kata yang dituduhkan saya katakan kepada mereka," ujarnya seperti dukutip dari The Associated Press.
Kasus Buyanova menarik perhatian nasional, dengan lebih dari 6.500 orang menandatangani petisi daring yang menuntut kebebasannya dan para pendukungnya secara rutin menghadiri sidang pengadilan.
Saat hakim membacakan putusan, mereka berteriak, "Memalukan!" sebelum petugas pengadilan mengawal semua orang keluar dari ruang sidang.
Pengacaranya, Oscar Cherdzhyev, mengatakan kepada wartawan setelahnya bahwa putusan itu sangat keras dan sangat kejam.
"Kami tidak menduga ini," katanya.
Baca Juga: Rusia Luncurkan Bom, Pesawat Nirawak, dan Rudal Balistik, 6 Orang Tewas di Ukraina
Menyebarkan informasi palsu tentang tentara telah menjadi tindak pidana sejak Maret 2022, ketika Rusia mengadopsi serangkaian undang-undang yang melarang ekspresi publik apa pun tentang pendapat yang menyimpang dari narasi resmi yang ditetapkan pemerintah.
Pihak berwenang mulai secara aktif menggunakannya untuk melawan para kritikus dan pengunjuk rasa.
Menurut OVD-Info, salah satu kelompok hak asasi manusia terkemuka Rusia yang melacak penangkapan politik, lebih dari 1.000 orang telah terlibat dalam kasus pidana atas tuduhan terkait dengan pembicaraan atau tindakan yang menentang perang.
Sumber : The Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.