Kim bukan satu-satunya pembelot Korea Utara yang skeptis dengan tentara-tentara Korea Utara di Rusia.
Pembelot Korea Utara lainnya, yang juga jurnalis, Kang Cheol-hwan, mengutip laporan dari informannya di Korea Utara, yang menyatakan bahwa tentara Korea Utara yang dikirim ke Rusia tak sesuai dengan gambaran media yang menyebut mereka sebagai anggota pasukan elite.
Kang mengeklaim pengerahan pasukan ke Rusia hanyalah bagian dari strategi bisnis kejam pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Menurutnya, Kim Jong-un ingin mengambil keuntungan dari perang, dan sangat berfokus pada berapa banyak uang yang dapat ia hasilkan.
“Tentara Korea Utara yang dikirim ke Rusia bukan anggota elite ketentaraan,” ujar Kang.
“Kim Jong-un akan memiliki lebih banyak keuntungan dari mengerahkan pasukan tak berpengalaman ke garis depan, karena mereka akan menjadi sasaran meriam. Semakin banyak tentara Korea Utara tewas di medan perang, semakin banyak uang yang didapatnya dari Rusia,” tambahnya.
Kang menambahkan, Kim Jong-un sangat tahu nilai dari pasukan khusus terlatih, lebih baik dari diktator-diktator lainnya.
Baca Juga: Tentara Korea Utara di Rusia Diklaim Kecanduan Pornografi Online, Efek Dapat Akses Bebas Internet
“Kim sebelumnya menegaskan bahwa satu tentara elite sebanding dengan 100 prajurit biasa dalam kemampuan militer. Mereka menegaskan bahwa peranan mereka sanga krusial saat perang,” tuturnya.
Ia menegaskan, Kim Jong-un menyadari sekitar 200.000 anggota pasukan khusus Korea Utara adalah aset militer utama yang dapat diandalkannya.
“Oleh karena itu, ia tak ingin menukarnya. Jika Korea Utara akan mengirim tentara elitenya ke Rusia, ia tahu negaranya akan menghadapi konsekuensi mengerikan jika terjadi keadaan darurat,” katanya.
Sumber : The Korea Times
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.