TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu terlibat skandal kebocoran dokumen rahasia.
Hal itu terungkap setelah Pengadilan Israel pada Minggu (3/11/2024) melonggarkan perintah penutupan kasus yang menyelidiki kebocoran dokumen rahasia yang melibatkan salah satu penasihat Netanyahu.
Diduga, kebocoran dokumen rahasia itu sengaja dilakukan untuk memberikan perlindungan politik kepada Netanyahu ketika perundingan gencatan senjata di Gaza terhenti.
Baca Juga: Ayatollah Ali Khamenei Ancam Serang Balik Israel, AS Langsung Kerahkan Pesawat Pengebom B-52
Netanyahu sendiri membantah melakukan kesalahan, meremehkan masalah tersebut dan secara terbuka menyerukan agar perintah penutupan tersebut dicabut.
Dikutip dari Associated Press, pengadilan Israel memperbolehkan publikasi nama tersangka utama dalam kasus tersebut, Eli Feldstein, yang disebut menjadi penasihat media Netanyahu.
Laporan media Israel mengungkapkan, kasus itu terkait kebocoran informasi rahasia ke dua media Eropa, yang diduga dilakukan Feldstein, yang mungkin tak bekerja secara formal dan tak memiliki izin keamanan.
Media Israel mengatakan Feldstein bergabung dengan Netanyahu sebagai penasihat beberapa pekan setelah serangan 7 Okrober 2023.
Dokumen-dokumen rahasia yang bocor tersebut dikatakan menjadi dasar dari sebuah artikel di Jewish Chronicle, yang kemudian didiskreditkan secara luas.
Artikel itu menyatakan bahwa Hamas berencana mengirim sandera Israel keluar dari Gaza lewat Mesir.
Selain itu, surat kabar Jerman, Bild menerbitkan artikel yang mengatakan Hamas menganggap perundingan pembebasan sandera sebagai bentuk perang psikologi terhadap Israel.
Media Israel dan para pengamat mengungkapkan skeptisme atas artikel tersebut.
Mereka meyakini itu sebagai upaya mendukung tuntutan Netanyahu atas perundingan pembebasan sandera dan membebaskannya dari kesalahan jika gagal.
Netanyahu sendiri mengatakan bahwa orang yang bersangkutan tak pernah ikut dalam pembicaraan keamanan, tak pernah diperlihatkan atau tak pernah menerima informasi rahasia, dan tak terlibat dalam kunjungan rahasia.
Artikel dari dokumen rahasia itu muncul setelah Netanyahu menyerukan kontrol abadi Israel atas Koridor Philadelphi di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir.
Hamas menolak permintaan tersebut dan menuduh Netanyahu sengaja menyabotase perundingan yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir.
Artikel tersebut juga terlihat memberikan kedok politik saat Netanyahu menghadapi kritik keras dari keluarga sandera dan sebagian besar masyarakat Israel, yang menyalahkannya atas kegagalan mencapai kesepakatan.
Baca Juga: Raja Spanyol Dilempari Lumpur Sisa Banjir saat Kunjungi Valencia, Diteriaki Pembunuh
Sebuah dokumen pengadilan mengonfirmasikan bahwa penyelidikan terhadap kebocoran dokumen itu dilakukan polisi, militer, dan Badan Keamanan Shin Bet.
Sejumlah tersangka telah ditangkap untuk diinterogasi.
Dikatakan bahwa insiden kebocoran dokumen itu menimbulkan risiko terhadap informasi dan sumber sensitif, serta merugikan pencapaian tujuan perang di Gaza.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.