Kompas TV internasional kompas dunia

Cerita Korban Banjir Bandang Spanyol: Seperti Tsunami yang Menuruni Gunung

Kompas.tv - 2 November 2024, 21:45 WIB
cerita-korban-banjir-bandang-spanyol-seperti-tsunami-yang-menuruni-gunung
Sebuah truk tertutup lumpur empat hari setelah banjir bandang menyapu semua yang dilaluinya di kota Paiporta, episentrum badai, pinggiran Valencia, Spanyol, Sabtu, 2 November 2024. (Sumber: AP Photo/Angel Garcia)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Gading Persada

VALENCIA, KOMPAS.TV – Sebuah liburan keluarga di Spanyol yang seharusnya penuh keceriaan berubah menjadi mimpi buruk. Keluarga Whitwell dari Cambridgeshire, Inggris, menghadapi bencana banjir bandang yang melanda vila mereka di lereng pegunungan dekat Valencia. 

Hujan lebat yang berlangsung selama delapan jam pada Selasa (29/10/2024) hingga Rabu (30/10/2024) membawa curah hujan setara setahun dalam satu malam, menghancurkan ketenangan di kawasan perbukitan dan mengakibatkan banjir besar.

Diana Whitwell (60), yang bekerja sebagai asisten perawatan kesehatan di Peterborough City Hospital, bersama anak-anak dan cucunya baru tiba di vila mereka pada Selasa malam ketika badai mulai mendekat. 

"Tiba-tiba langit terbuka dan hujan turun sangat deras. Itu seperti tsunami menuruni gunung, masuk ke rumah kami," kata Diana dikutip dari BBC.

Keluarga Whitwell telah memiliki vila tersebut selama 19 tahun dan cukup terbiasa menghadapi badai singkat. 

"Badai biasanya hanya berlangsung sekitar 20 menit," kata Diana. 

Namun kali ini berbeda. Hujan deras yang disertai badai listrik berlangsung berjam-jam dan menyebabkan air mulai naik di sekitar rumah mereka. Meski sempat mencoba menyapu air yang masuk, usaha itu sia-sia.

Kondisi semakin memburuk saat listrik mati, sinyal telepon hilang, dan mereka terjebak di rumah dengan air yang sudah setinggi pergelangan kaki.

"Anak-anak panik dalam gelap gulita. Kami tidak sempat menyiapkan lilin karena tidak pernah mengira badai akan sebesar ini," ujar Diana mengenang.

Baca Juga: Banjir Bandang Spanyol Tewaskan 205 Korban Jiwa, Masyarakat Kritik Respons Pemerintah yang Lambat

Dengan situasi yang tak menentu, keluarga Whitwell berusaha sebisa mungkin untuk bertahan. Mereka mengungsikan anak-anak ke tempat tidur tingkat sebagai upaya perlindungan.

Pada Kamis (31/10) pagi, Diana dan keluarganya memutuskan keluar untuk mencari bahan makanan. 

Namun jalanan menuju toko banyak yang sudah rusak. Setibanya di toko, mereka menemukan rak-rak hampir kosong.

"Kami hanya berhasil mendapatkan tiga pizza untuk dimakan oleh delapan orang. Tidak ada roti, air, atau susu, semuanya hampir habis," kata Diana. 

Saat perjalanan pulang, mereka bahkan sempat terjebak di jalan selama lima jam meski jarak ke rumah hanya sekitar dua mil.

Pada Jumat (1/11) pagi, Diana menyampaikan kabar bahwa listrik mulai pulih secara terbatas, meski banyak bahan makanan harus dibuang karena tidak sempat dimasak akibat padamnya listrik. 




Sumber : BBC




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x