Tak jelas apakah Iran akan menyerang Israel sebelum atau sesudah pemilu AS pekan depan, tetapi Kharrazi mengklaim Israel yang harus disalahkan karena meningkatkan instabilitas di kawasan.
Israel menyerang Iran pada pekan lalu, dengan menargetkan sejumlah lokasi militer.
Serangan Israel merupakan balasan atas berondongan nyaris 200 rudal ke Israel, awal bulan lalu, yang merupakan pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Kharrazi pun melanjutkan bahwa Iran secara teknis memiliki kamampuan memproduksi senjata nuklir, yang saat ini masih tertahan oleh fatwa, atau keputusan agama, yang dikeluarkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada 2000-an.
Ia pun mengatakan bahwa hal itu bisa berubah jika Iran berada dalam ancaman bahaya dari luar.
“Jika Iran menghadapi ancaman akan keberadaannya, itu akan mengubah doktrin nuklir,” katanya.
“Kami kini memiliki kemampuan yang diperlukan untuk memproduksi senjata nuklir, dan halangannya adalah fatwa dari pemimpin tertinggi, yang telah melarang produksi hulu ledak nuklir,” ucapnya.
Baca Juga: Israel Ungkap Bunuh Pejabat Hamas Terakhir di Gaza Izz Al-Din Kassab, Diyakini Miliki Peran Penting
Kharrazi juga menegaskan Iran akan meningkatkan kerja sama dengan Rusia, yang telah memasok drone dan rudal.
“Rusia dan China ingin membangun sistem internasional baru demi membebaskan diri dari hagemoni dan otoritas Barat,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa Iran akan meningkatkan jarak rudalnya dari larangan yang membatasi di 1.250 mil, jika Eropa tak menghiraukan integritas wilayah Iran.
Sumber : Telegraph
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.