Dalam sistem ini, setiap negara bagian memiliki sejumlah elector atau pemilih yang telah berjanji untuk memilih kandidat presiden tertentu sesuai hasil pemilu di negara bagian tersebut.
Jumlah suara yang dibutuhkan untuk memenangkan kursi presiden adalah 270 suara elektoral dari total 538 suara yang tersedia.
Sistem ini memungkinkan kandidat yang kalah dalam suara populer untuk tetap memenangkan pemilu melalui Electoral College, seperti yang terjadi pada pemilu 2016 ketika Trump mengalahkan Hillary Clinton meskipun kalah hampir tiga juta suara nasional.
Dengan semakin dekatnya Hari Pemilihan, persaingan antara Harris dan Trump semakin ketat, terutama di negara-negara bagian dengan suara mengambang seperti Pennsylvania, Georgia, dan Arizona.
Berdasarkan data dari FiveThirtyEight, Harris saat ini unggul tipis dengan selisih 1,5 poin secara nasional.
Baca Juga: Pemimpin Michigan Nyatakan Dukungan untuk Trump, Marah pada Kebijakan Gaza Biden
Namun, Trump mulai mendekati angka tersebut. Dalam jajak pendapat lain dari Reuters/Ipsos, Harris unggul satu poin, tetapi masih dalam margin of error.
Dalam isu ekonomi dan imigrasi, Trump memiliki keunggulan, sementara Harris sedikit unggul pada isu ekstremisme politik yang semakin diminati pemilih.
Penentuan hasil pemilu pada malam pemilihan masih diragukan. Meski hasil bisa saja diumumkan malam itu, prosesnya mungkin membutuhkan waktu lebih lama mengingat tingginya jumlah surat suara via pos.
Proses penghitungan di negara bagian dengan margin tipis juga cenderung memakan waktu lebih lama.
Beberapa negara bagian bahkan mengizinkan surat suara yang berstempel pada Hari Pemilihan untuk dihitung meski baru tiba beberapa hari setelahnya.
Jika hasil pemilu menunjukkan kemenangan yang tipis, Trump kemungkinan akan mempertanyakan keabsahan hasil, seperti yang terjadi pada pemilu 2020 lalu.
Jika tidak ada kandidat yang meraih minimal 270 suara elektoral, pemilihan presiden akan dilakukan melalui prosedur yang disebut “contingent election.”
Baca Juga: Jelang Pilpres AS: Pilihan Kontras antara Trump dan Harris di Seluruh Sektor Kebijakan
Dalam situasi ini, Dewan Perwakilan Rakyat AS akan memilih presiden dengan setiap negara bagian memiliki satu suara, sementara Senat memilih wakil presiden.
Proses ini terakhir kali terjadi pada 1824 ketika John Quincy Adams terpilih oleh DPR setelah gagal mencapai mayoritas di Electoral College meskipun unggul dalam suara populer.
Beberapa tanggal penting dalam proses pemilu AS 2024 meliputi:
Baca Juga: Trump Ungkap Kim Jong-Un Bukan Musuh AS Paling Berbahaya, tapi Sebut Sosok-Sosok Ini
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.