"Upaya-upaya kita memacu peningkatan semua sektor di dalam penurunan emisi gas rumah kaca, salah satunya di carbon trading juga sedang kita bangun," jelas Hanif.
Ia juga menyebut, Indonesia telah menyampaikan laporan penurunan emisi GRK kepada Sekretariat United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) dan akan menegaskannya dalam pidato di COP29.
Berdasarkan dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia menargetkan penurunan emisi sebesar 31,89 persen dengan upaya sendiri.
Target ini bisa meningkat hingga 43,2 persen apabila mendapatkan dukungan internasional.
Capaian tersebut akan menjadi salah satu sorotan dalam diplomasi Indonesia di COP29, yang sekaligus menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengurangi dampak perubahan iklim.
Selain menyoroti capaian penurunan emisi, Indonesia juga akan melanjutkan pembicaraan terkait pembiayaan iklim.
Terutama setelah kesepakatan pendanaan sebesar 83 miliar dolar AS yang dicapai dalam COP28 di Uni Emirat Arab pada 2023.
Pembiayaan iklim menjadi agenda penting yang akan diperjuangkan Indonesia di COP29.
Hal ini sebagai langkah memastikan keberlanjutan upaya penanggulangan perubahan iklim.
"Saya rasa itu juga jalan panjang tapi yang ada di kita akan perjuangkan. Jadi yang di dalam sisi tataran internasional itu negosiasinya berkepanjangan, tetapi apa yang telah kita miliki kita akan eksekusi," ungkap Hanif.
Baca Juga: Hashim Ungkap Prabowo Bakal Evaluasi Menteri-Wamen dalam 6 Bulan: Dia Orangnya Tegas
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.