"Operasi Amerika-Israel ini menghasilkan serangkaian pembunuhan politik di wilayah tersebut, yang semakin menegaskan Yerusalem Barat tidak berniat menyelesaikan masalah secara damai dan lebih memilih menggunakan kekuatan," ungkap Nebenzya.
Menurutnya, akibat dari situasi tersebut, dialog gencatan senjata di Gaza berada di jalan buntu. Tidak ada pihak di Washington maupun di Yerusalem Barat yang membahas pembebasan sandera yang tersisa di Gaza.
Sementara Israel menyerang Lebanon secara besar-besaran dan memicu potensi perang langsung dengan Iran.
Baca Juga: Rusia Berang Israel Tetapkan Sekjen PBB Persona Non Grata: Tamparan bagi Kita Semua
Perundingan Gencatan Senjata Gaza Terhenti
Putaran perundingan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera telah diadakan di Doha pada 15 dan 16 Agustus, namun kini terhenti akibat ulah Israel.
Padahal dalam pernyataan bersama yang dirilis oleh pimpinan Mesir, Qatar, dan AS, disebutkan pembicaraan berlangsung dalam suasana positif.
Namun, putaran selanjutnya yang diadakan di Kairo dan Doha pada 25 dan 28 Agustus tidak menghasilkan kesepakatan.
Menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, rencana baru Washington yang terdiri dari 18 paragraf untuk gencatan senjata di Jalur Gaza telah disepakati sebanyak 90 persen.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa proses diplomatik terhambat oleh Hamas.
Sementara pihak Palestina menuding Israel mengajukan syarat-syarat yang tidak dapat diterima.
Sumber : TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.