YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat Timur Tengah, Hasibullah Satrawi, menilai wibawa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan hukum internasional terancam jika Israel terus dibiarkan menggempur Palestina dan Lebanon.
Pasukan Israel diketahui telah membunuh lebih dari 41.000 orang dalam serangan ke Gaza sejak Oktober 2023 lalu dan menewaskan lebih dari 1.000 orang di Lebanon sejak pekan lalu.
Akibat serangan ke Gaza, Israel telah diperkarakan ke Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) atas tuduhan genosida.
ICJ juga sempat menerbitkan putusan sela yang memerintahkan Israel menghentikan serangan ke Rafah di bagian selatan Jalur Gaza, tetapi diabaikan.
Baca Juga: Pengamat Sebut Israel Semangat Perang Usai Pembunuhan Nasrallah, Invasi ke Lebanon Segera Terjadi?
Hasibullah menyebut impunitas yang ditunjukkan itu menjadi kendala terbesar dalam menyelesaikan persoalan terkait Israel di Timur Tengah. Israel telah membunuh puluhan ribu jiwa tanpa konsekuensi berarti dari komunitas internasional.
"Saya lihat kalau Israel terus dibiarkan dengan politik-politik balas dendam secara membabi buta, bahkan mengorbankan warga sipil seperti yang terjadi di Gaza dan mungkin akan terjadi di Lebanon, itu akan menjadi persoalan yang sangat serius terkait dengan wibawa PBB dan hukum internasional di mata masyarakat dunia," kata Hasibullah kepada Kompas.tv, Selasa (1/10/2024).
Alumnus Universitas Al-Azhar Mesir itu menilai tindakan Israel di Timur Tengah dapat menjadi preseden buruk bagi negara lain, bahkan mendorong negara lain untuk melakukan agresi.
"Kalau Israel dibiarkan begitu, bukan tidak mungkin justru memicu negara-negara lain untuk melakukan suatu tindakan agresi atau tindakan penyerangan kedaulatan negara lain," katanya.
Setelah menggempur Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, Israel mulai meningkatkan operasi militer di Lebanon.
Israel meluncurkan serangan udara intens ke Lebanon sejak pekan lalu dan telah memaksa lebih dari sejuta penduduk mengungsi.
Militer Israel pun mengaku telah meluncurkan invasi ke Lebanon yang mereka sebut sebagai "operasi darat terbatas."
Namun, Hizbullah membantah klaim tersebut dan menegaskan siap melawan jika pasukan darat Israel memasuki Lebanon.
Baca Juga: AS Dukung Israel Invasi Lebanon, Ancam Iran jika Ikut Campur
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.