DUBAI, KOMPAS TV - Kelompok Houthi di Yaman hari Senin, 16/9/2024, mengklaim berhasil menembak jatuh sebuah drone AS tipe MQ-9 Reaper. Sebuah video yang beredar di dunia maya menunjukkan dugaan serangan rudal permukaan-ke-udara yang mengenai drone tersebut, dengan puing-puing terbakar tersebar di tanah.
Militer AS belum memberikan komentar resmi terkait klaim Houthi mengenai jatuhnya drone di Provinsi Dhamar, barat daya Yaman. Sebelumnya, Houthi kerap melebih-lebihkan klaim mereka, terutama dalam kampanye yang menargetkan kapal-kapal di Laut Merah di tengah konflik Israel-Hamas di Jalur Gaza.
Namun, video online yang beredar memperkuat klaim Houthi kali ini, terutama setelah dua klaim terbaru mereka sebelumnya tidak disertai bukti yang cukup, seperti laporan Associated Press, Senin, 16/9/2024.
Video lainnya memperlihatkan Houthi bersenjata berkumpul di sekitar puing-puing drone yang terbakar. Sebuah baling-baling yang mirip dengan yang digunakan oleh drone bersenjata terlihat jelas di antara api. Salah satu personel Houthi mencoba mengambil potongan logam, tetapi segera melepaskannya karena panas.
Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara militer Houthi, mengidentifikasi drone tersebut sebagai MQ-9 tanpa menjelaskan lebih lanjut bagaimana mereka menentukan jenisnya.
Dia menyatakan bahwa ini adalah drone ketiga yang berhasil mereka jatuhkan dalam seminggu terakhir, meskipun dua klaim sebelumnya tidak disertai video atau bukti lain. Militer AS juga belum mengakui kehilangan pesawat apapun.
Baca Juga: Rudal Hipersonik Houthi Hantam Israel dengan Kecepatan Mach 8, Pertahanan Israel Terbukti Rentan
Saree menambahkan bahwa Houthi menggunakan rudal yang diproduksi secara lokal. Namun, diketahui bahwa Iran telah mempersenjatai Kelompok Houthi dengan rudal permukaan-ke-udara yang dikenal sebagai 358 selama bertahun-tahun.
Iran membantah telah mempersenjatai Houthi, meskipun senjata buatan Iran telah ditemukan di medan perang dan pengiriman laut yang menuju ke Yaman, meski ada embargo senjata dari PBB.
Drone MQ-9 Reaper, yang bernilai sekitar 30 juta dolar AS, dapat terbang hingga ketinggian 50.000 kaki (15.240 meter) dan memiliki daya tahan hingga 24 jam sebelum harus mendarat. Pesawat ini telah digunakan oleh militer AS dan CIA di Yaman selama bertahun-tahun.
Houthi telah menargetkan lebih dari 80 kapal dagang dengan rudal dan drone sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober.
Mereka berhasil merebut satu kapal dan menenggelamkan dua lainnya dalam kampanye yang juga telah menewaskan empat pelaut. Rudal dan drone lainnya telah dicegat oleh koalisi yang dipimpin AS di Laut Merah atau gagal mencapai target, yang mencakup kapal militer Barat.
Houthi mengklaim mereka menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel, AS, atau Inggris untuk menghentikan kampanye Israel melawan Hamas di Gaza. Namun, banyak kapal yang diserang sebenarnya tidak memiliki hubungan langsung dengan konflik tersebut, termasuk beberapa yang menuju Iran.
Salah satu serangan melibatkan rentetan yang menghantam kapal tanker minyak berbendera Yunani, *Sounion*, di Laut Merah. Tim penyelamat telah mulai menarik kapal tanker minyak yang terbakar itu untuk menghindari kebocoran minyak besar-besaran dari 1 juta barel minyak yang dibawanya.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.