TEL AVIV, KOMPAS TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, berencana memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant di tengah perselisihan terkait eskalasi di perbatasan dengan Hizbullah, menurut laporan media Israel, Senin, 16/9/2024.
Netanyahu disebut akan menggantikan Gallant dengan Gideon Sa'ar, pemimpin Partai Kanan Nasional (National Right Party), setelah ketegangan meningkat antara kedua tokoh tersebut. Gallant mendorong pendekatan diplomatik untuk meredakan ketegangan di perbatasan Israel-Lebanon, sementara Netanyahu mendesak kampanye militer besar-besaran.
"Negosiasi antara tim Netanyahu dan Sa'ar sedang berlangsung untuk menggantikan Gallant," kata penyiar publik Israel, KAN, seperti dikutip Anadolu hari Senin.
Namun, sumber dari Partai Likud yang dipimpin Netanyahu membantah adanya kesepakatan resmi untuk menggantikan Gallant.
Kantor Netanyahu juga mengeluarkan pernyataan yang membantah laporan media tentang negosiasi dengan Sa'ar untuk mengambil alih posisi Menteri Pertahanan.
Channel 12 Israel, mengutip sumber anonim yang dekat dengan Sa'ar, mengatakan bahwa "tidak ada hal baru dalam masalah ini."
Baca Juga: Terungkap Cara Netanyahu Hindari Perintah Penangkapan ICC, Lakukan Rekayasa Penyelidikan
Sa'ar, mantan anggota Partai Likud, membentuk partai sendiri setelah memisahkan diri dari Netanyahu pada 2020 dan muncul kembali sebagai tokoh kunci dalam politik Israel.
Gallant telah mendapat tekanan dari sekutu sayap kanan Netanyahu, termasuk Menteri Keamanan Nasional yang ekstremis, Itamar Ben-Gvir.
"Selama berbulan-bulan, saya telah mendesak Perdana Menteri Netanyahu untuk memecat Gallant, dan saatnya telah tiba untuk melakukannya sekarang. Keputusan harus diambil di utara dan Gallant bukan orang yang tepat untuk memimpin," tulis Ben-Gvir di X.
Menteri ekstrem tersebut berargumen bahwa Gallant tidak cocok memimpin operasi militer di Lebanon.
Masuknya Sa'ar ke dalam pemerintahan Israel berpotensi mengubah pendekatan strategis, baik untuk konflik di Lebanon maupun di Gaza.
Ketegangan meningkat di perbatasan Lebanon dengan Israel menyusul serangan lintas perbatasan antara Hizbullah dan pasukan Israel, sementara Tel Aviv terus melancarkan serangan terhadap Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 41.200 orang sejak Oktober lalu.
Sumber : Anadolu / KAN Broadcasting
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.