Kompas TV internasional kompas dunia

Ukraina Kembali Desak Barat agar Izinkan Serangan Jarak Jauh ke Wilayah Rusia

Kompas.tv - 15 September 2024, 07:28 WIB
ukraina-kembali-desak-barat-agar-izinkan-serangan-jarak-jauh-ke-wilayah-rusia
Kepala Staf Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak. Ukraina kembali mendesak Barat agar mengizinkan serangan lebih jauh ke wilayah Rusia. (Sumber: Twitter/Andriy Yermak)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

"Kita perlu memperkuat pertahanan udara dan kemampuan jarak jauh untuk melindungi rakyat kita," tulis Zelenskyy di media sosial.

"Kami sedang bekerja sama dengan semua mitra Ukraina mengenai hal ini."

Serangan malam lainnya dilaporkan menewaskan satu orang akibat tembakan artileri Rusia yang menargetkan infrastruktur energi di wilayah Sumy, Ukraina. 

Menurut Kementerian Energi Ukraina, seorang pengemudi berusia 54 tahun tewas dan tujuh orang lainnya dirawat di rumah sakit.

Sebuah bom udara, KAB, juga jatuh di kompleks garasi di kota Kharkiv, di bagian timur Ukraina, kata Gubernur Regional Ihor Terekhov. Tidak ada laporan mengenai korban jiwa.

Baca Juga: Inggris Tak Beri Sinyal Keputusan Soal Penggunaan Rudal Jarak Jauh oleh Ukraina

PM Inggris Keir Starmer, kanan, dan Menteri Luar Negeri David Lammy di kediaman duta besar Inggris di Washington, Jumat 13 September 2024, sebelum pertemuan mereka dengan Presiden AS Joe Biden. (Sumber: AP Photo)

Moskow Peringatkan Negara-Negara Barat

Pejabat di Moskow terus membuat pernyataan publik yang memperingatkan bahwa serangan jarak jauh akan memicu eskalasi lebih lanjut antara Rusia dan Barat. 

Peringatan ini sejalan dengan narasi yang dipromosikan Kremlin sejak awal perang. Mereka menuduh negara-negara NATO berpartisipasi secara de facto dalam konflik Rusia-Ukraina dan mengancam akan melakukan tindakan lebih lanjut.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan kepada kantor berita negara, Tass, pada Sabtu bahwa pemerintah AS dan Inggris mendorong konflik yang dimulai dengan invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, menuju "eskalasi yang sulit dikendalikan."

Pada Jumat, Biden merespons dengan santai komentar serupa dari Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (12/9/2024) bahwa mengizinkan serangan jarak jauh "akan berarti negara-negara NATO, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa berperang dengan Rusia."

Ketika ditanya pendapatnya tentang ancaman Putin, Biden menjawab, "Saya tidak terlalu memikirkan Vladimir Putin."


 




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x