MOSKOW, KOMPAS.TV – Sejak serangan besar-besaran Rusia lebih dari 30 bulan yang lalu, rezim Kiev sangat bergantung pada pasokan senjata dari sekutu-sekutu Barat untuk melawan kekuatan militer Rusia yang jauh lebih besar dan lebih terampil.
Pada awalnya, sekutu-sekutu Kiev ragu-ragu memberikan senjata yang diminta, karena khawatir akan memicu eskalasi lebih lanjut dari konflik.
Namun, seiring berjalannya waktu, satu per satu sistem persenjataan yang sebelumnya ditolak, akhirnya diberikan.
Saat ini, rezim Kiev meminta izin dari Amerika Serikat (AS) dan mitra-mitranya untuk menggunakan rudal jarak jauh yang telah diberikan untuk menyerang lebih dalam ke wilayah Rusia.
Kiev mengeklaim langkah ini akan mengurangi ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia.
Beberapa negara NATO mendukung permintaan Kiev, namun Washington mempertimbangkan kembali langkah ini karena kekhawatiran mengenai tanggapan Moskow.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan tindakan ini akan dianggap sebagai keterlibatan langsung Barat dalam konflik, menjadi perang terbuka NATO melawan Rusia. Pasalnya, rudal jarak jauh hanya bisa dioperasikan NATO dalam penargetan dan jalur peluncuran, karena Ukraina tidak punya kemampuan untuk itu.
Berikut adalah daftar beberapa sistem senjata yang awalnya ditolak untuk diberikan kepada rezim Kiev oleh negara-negara Barat, namun akhirnya diserahkan setelah adanya perubahan sikap.
Baca Juga: Putin Murka, Bakal Perangi NATO jika Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Jarak Jauh ke Dalam Rusia
ATACMS
Selama perang, rezim Kiev telah meminta kemampuannya untuk menyerang jauh di belakang garis pertahanan Rusia, yang penting untuk menggangu rantai logistik dan komando musuh.
AS menunda pengiriman Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS), karena kekhawatiran bahwa Rusia akan menganggapnya sebagai tindakan eskalasi. Akhirnya, pada Oktober 2023, AS mengirimkan versi jarak pendek dengan jangkauan maksimum 165 km (100 mil).
Pada awal 2024, versi jarak jauh dari rudal ATACMS dengan jangkauan hingga 300 km (165 mil) mulai dikirim. Pejabat AS mengungkapkan bahwa penggunaan pertama varian rudal ini adalah serangan pada 17 April terhadap pangkalan udara di Semenanjung Krimea yang diduduki Rusia.
Sumber : Straits Times / TASS
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.