China telah mempererat hubungannya dengan Rusia sejak Moskow melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Meski tidak mengutuk invasi tersebut, tetapi secara berkala China menyerukan untuk diakhirinya pertempuran.
Negara yang dipimpin Xi Jinping itu juga telah muncul sebagai urat nadi perekonomian penting bagi Rusia, dengan membeli minyak dan gas serta memasok barang elektronik dan barang-barang lainnya.
Meningkatnya pengaruh ekonomi dan militer China serta ketegasannya dalam sengketa teritorial, yang terbaru dengan Filipina mengenai Laut China Selatan, telah mengguncang Amerika Serikat dan sekutunya termasuk Jepang.
Pada tanggal 26 Agustus, Jepang mengerahkan jet tempur setelah apa yang disebutnya sebagai serangan pertama yang dikonfirmasi oleh pesawat militer China ke wilayah udaranya.
Minggu lalu, negara itu mengajukan protes setelah sebuah kapal angkatan laut China memasuki perairan teritorialnya.
Jepang memiliki sengketa wilayah dengan Tiongkok – atas kepulauan Senkaku yang terpencil di Laut China Timur – dan dengan Rusia – atas Kepulauan Kuril antara Hokkaido dan Kamchatka.
Hubungan antara Tokyo dan Moskow telah memburuk tajam sejak invasi Ukraina. Jepang lalu bergabung dengan Amerika Serikat dan sekutu Kiev lainnya untuk bergabung dalam sanksi terhadap Moskow.
Baca Juga: Rayuan Maut Xi Jinping ke Negara Afrika, Yakinkan China adalah Mitra Asing Utama
Sumber : Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.