TEHRAN, KOMPAS TV - Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengeluarkan ancaman keras terhadap Israel setelah pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan di Teheran beberapa waktu lalu.
Pernyataan ini dibuat oleh Araghchi pada Minggu malam dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Italia, Antonio Tajani, seperti laporan Associated Press Senin, 26/8/2024.
“Iran akan memberikan tanggapan yang tuntas atas serangan teroris Israel di Teheran. Reaksi kami akan terukur dan dihitung dengan baik,” tulis Araghchi di platform media sosial X. “Kami tidak takut eskalasi dan kami tidak bikin situasi tambah panas, berbeda dengan Israel,” tambahnya.
Menteri Tajani dalam pernyataannya menyampaikan bahwa dia “mengimbau agar menahan diri dan mengambil pendekatan konstruktif, guna menghentikan siklus aksi militer di kawasan, yang hanya berisiko menimbulkan lebih banyak penderitaan.”
“Penting agar Iran menunjukkan moderasi terhadap Hizbullah untuk mencegah eskalasi di perbatasan Lebanon-Israel, di mana tentara Italia dari kontingen UNIFIL sedang beroperasi. Juga, Iran perlu menahan diri terhadap Houthi untuk menghindari peningkatan ketegangan di wilayah Laut Merah, tempat Italia berperan penting dalam misi Aspides Uni Eropa,” lanjut Tajani dalam pernyataannya.
Baca Juga: Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza Memasuki Tahap Kritis, Qatar & Iran Tingkatkan Tekanan Diplomatik
Pernyataan kedua menteri ini muncul setelah Israel dan kelompok militan Lebanon, Hizbullah, yang telah lama didukung oleh Iran, saling melontarkan serangan hebat pada Minggu pagi, namun menghindari perang habis-habisan yang ditakutkan banyak pihak.
Sementara itu, upaya pembicaraan tingkat tinggi di Kairo yang bertujuan mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera untuk menghentikan sementara perang 10 bulan berakhir pada Minggu tanpa kesepakatan akhir, menurut seorang pejabat Amerika Serikat.
Namun, pembicaraan akan dilanjutkan pada tingkat yang lebih rendah dalam beberapa hari ke depan untuk mencoba menjembatani perbedaan yang masih ada.
Pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya ini mengatakan bahwa “tim kerja” tingkat bawah akan tetap berada di Kairo untuk bertemu dengan mediator dari Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir, dengan harapan dapat menyelesaikan perbedaan yang tersisa.
Pembicaraan tersebut melibatkan Direktur CIA William Burns dan kepala Mossad Israel, David Barnea. Delegasi Hamas menerima pengarahan dari mediator Mesir dan Qatar, namun tidak terlibat langsung dalam negosiasi.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.