DOHA, KOMPAS.TV — Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken telah menyelesaikan kunjungan kesembilannya ke Timur Tengah sejak perang di Gaza dimulai. Namun, kunjungannya berakhir tanpa tercapainya kesepakatan besar mengenai gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Setelah serangkaian pertemuan di Mesir dan Qatar, dua negara yang berperan sebagai mediator, Blinken menyatakan bahwa fokus sekarang adalah melakukan segala yang mungkin untuk membawa Hamas ke meja perundingan.
Hal ini menyusul penerimaan Israel terhadap proposal jembatan untuk mengatasi perbedaan dengan kelompok militan tersebut.
Blinken memperingatkan bahwa "waktu sangat penting" di tengah sinyal dari kedua belah pihak yang menunjukkan tantangan masih ada untuk menuju gencatan senjata.
“Pesan kami sederhana. Pesan ini jelas dan mendesak," kata Blinken kepada wartawan sebelum meninggalkan Qatar dikutip dari The Associated Press.
"Kita perlu mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera sekarang juga. Waktu sangat penting," imbuhnya.
Urgensi untuk mencapai kesepakatan semakin terasa setelah pembunuhan tokoh militan Hamas dan Hizbullah baru-baru ini di Iran dan Lebanon, yang dikaitkan dengan Israel, serta ancaman balas dendam yang memicu kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.
Rincian mengenai proposal jembatan yang diajukan AS, Mesir, dan Qatar masih terbatas. Blinken menyebut proposal tersebut "sangat jelas mengenai jadwal dan lokasi penarikan militer Israel dari Gaza."
Namun, Hamas pada Selasa (20/8/2024) menyatakan bahwa proposal terbaru ini adalah kemunduran dari apa yang sebelumnya telah disepakati, dan menuduh AS tunduk pada syarat-syarat baru dari Israel. Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak AS terkait tuduhan tersebut.
Baca Juga: Israel Ancam PBB, Dubesnya Ungkap Markas di New York Harus Dihapus dari Muka Bumi
Komentar Blinken di akhir misinya kali ini terkesan lebih pesimistis dibandingkan dengan optimisme yang sempat diungkapkan oleh para pejabat pemerintahan Biden sebelum kunjungan ini.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.