Kompas TV internasional kompas dunia

Lagi, Tentara Korut Membelot ke Korsel di Tengah Meningkatnya Ketegangan Semenanjung Korea

Kompas.tv - 20 Agustus 2024, 10:45 WIB
lagi-tentara-korut-membelot-ke-korsel-di-tengah-meningkatnya-ketegangan-semenanjung-korea
BERKAS - Sebuah model Zona Demiliterisasi, DMZ, yang memisahkan dua bagian Semenanjung Korea ditampilkan dekat Kaesong, Korea Utara, pada tanggal 18 September 2008. (Sumber: AP Photo/David Guttenfelder, Berkas)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Vyara Lestari

SEOUL, KOMPAS.TV – Seorang tentara Korea Utara dilaporkan membelot ke Korea Selatan pada Selasa pagi (20/8/2024), di tengah meningkatnya ketegangan Semenanjung Korea.

Tentara tersebut terdeteksi oleh militer Korea Selatan di bagian timur perbatasan dalam Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea. 

Kepala Staf Gabungan (JCS) mengonfirmasi bahwa operasi militer dilakukan untuk membantu tentara itu tiba di wilayah Korea Selatan. 

Dilansir dari Yonhap, tentara yang diketahui berpangkat sersan staf ini kini berada di bawah perlindungan otoritas Korea Selatan, yang sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait bagaimana pembelotan tersebut terjadi. 

Namun, JCS tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai identitas atau latar belakang tentara yang membelot tersebut.

JCS juga menyatakan bahwa hingga saat ini, tidak ada pergerakan mencurigakan dari militer Korea Utara yang terdeteksi pasca-pembelotan. 

Insiden ini menambah daftar panjang pembelotan dari Korea Utara ke Korea Selatan di tengah situasi politik dan ekonomi yang kian memburuk di Korea Utara.

Pembelotan terbaru ini terjadi hanya sekitar dua minggu setelah seorang warga sipil Korea Utara berhasil menyeberang ke Korea Selatan melalui zona netral di muara Sungai Han, yang terletak di sebelah barat perbatasan darat antar-Korea.

Baca Juga: Menteri Unifikasi Korsel Desak Korut Buka Dialog Resmi, Tekankan Tidak Ada Penyatuan lewat Absorpsi

Hingga paruh pertama tahun ini, jumlah warga Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan telah mencapai 105 orang, sedikit meningkat dibandingkan dengan 99 orang pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Gelombang pembelotan dari Korea Utara ini didorong oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan pangan yang kronis dan penindasan politik yang semakin keras di bawah rezim Kim Jong-un. 

Di tengah kondisi tersebut, upaya untuk melarikan diri dari negara itu semakin meningkat, meskipun risikonya sangat tinggi.

Sejak pertengahan Juli, Korea Selatan telah melancarkan siaran propaganda anti-Pyongyang secara besar-besaran melalui pengeras suara di perbatasan, sebagai respons terhadap peluncuran balon sampah oleh Korea Utara. 

Siaran ini mencakup berita-berita kritis terhadap rezim Korea Utara serta musik K-pop yang sangat populer di kalangan anak muda Korea Selatan.

Pyongyang sendiri telah meluncurkan lebih dari 3.600 balon sampah sejak 28 Mei, sebagai aksi balasan terhadap balon-balon yang membawa selebaran anti-Pyongyang yang diterbangkan oleh para pembelot Korea Utara dari Korea Selatan.

Balon-balon sampah itu diluncurkan sebagai upaya simbolis untuk membalas tindakan yang dianggap sebagai provokasi oleh Korea Utara.

Baca Juga: Korut Bakal Buka Kembali Perbatasan demi Pariwisata: Semua Orang Boleh Datang Kecuali Warga Korsel


 

 




Sumber : Yonhap




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x