LONDON, KOMPAS TV - Organisasi Kesehatan Dunia WHO hari Rabu, 14/8/2024, mengumumkan penyebaran mpox yang semakin meningkat di Afrika kini telah dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan global. WHO memperingatkan virus ini mungkin akan menyebar melintasi perbatasan internasional.
Pengumuman ini disampaikan oleh Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, setelah pertemuan komite darurat WHO. Sebelumnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) juga telah menetapkan mpox sebagai keadaan darurat kesehatan di benua Afrika pada hari Selasa.
Sejauh ini, lebih dari 96% dari semua kasus dan kematian terjadi di satu negara, yaitu Kongo. Para ilmuwan khawatir dengan penyebaran varian baru dari penyakit ini di Kongo yang mungkin lebih mudah menular antar manusia.
WHO melaporkan bahwa lebih dari 14.000 kasus dan 524 kematian telah terjadi di Afrika sepanjang tahun ini, yang sudah melampaui angka tahun sebelumnya.
Berikut penjelasan mengenai apa itu mpox, dan langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengendalikannya, seperti laporan Associated Press, Kamis, 15/8/2024.
Apa Itu Mpox?
Mpox, yang juga dikenal sebagai monkeypox, pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan pada tahun 1958 ketika terjadi wabah penyakit mirip cacar pada monyet. Hingga baru-baru ini, sebagian besar kasus mpox pada manusia ditemukan di Afrika Tengah dan Barat, terutama pada orang yang memiliki kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi.
Pada tahun 2022, virus ini dikonfirmasi dapat menyebar melalui hubungan seksual untuk pertama kalinya dan memicu wabah di lebih dari 70 negara yang sebelumnya tidak pernah melaporkan adanya mpox.
Mpox termasuk dalam keluarga virus yang sama dengan cacar, tetapi menyebabkan gejala yang lebih ringan seperti demam, menggigil, dan nyeri tubuh. Pada kasus yang lebih parah, penderita bisa mengalami ruam atau lesi pada wajah, tangan, dada, dan alat kelamin.
Baca Juga: Minuman Keras Sebabkan 2.200 Orang Tewas Saban Hari di Eropa, WHO Desak Tindakan Segera
Mengapa Kasus di Afrika Menyebabkan Kekhawatiran?
Jumlah kasus mpox di Afrika meningkat drastis. Pekan lalu, Africa CDC melaporkan bahwa mpox telah terdeteksi di setidaknya 13 negara Afrika. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, kasus mpox meningkat 160% dan jumlah kematian naik 19%.
Awal tahun ini, para ilmuwan melaporkan kemunculan varian baru mpox di sebuah kota tambang di Kongo yang dapat membunuh hingga 10% dari orang yang terinfeksi dan mungkin lebih mudah menular.
Berbeda dengan wabah mpox sebelumnya, di mana ruam atau lesi kebanyakan terlihat di dada, tangan, dan kaki, varian baru mpox ini menyebabkan gejala yang lebih ringan dan lesi pada alat kelamin. Hal ini membuatnya lebih sulit terdeteksi, sehingga orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi dan bisa menularkan penyakit ini ke orang lain.
WHO juga melaporkan bahwa mpox baru-baru ini terdeteksi untuk pertama kalinya di empat negara Afrika Timur: Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda. Semua wabah ini terkait dengan epidemi yang terjadi di Kongo. Tedros menyatakan kekhawatirannya bahwa penyakit ini dapat menyebar lebih jauh di Afrika dan ke luar benua tersebut.
Di Pantai Gading dan Afrika Selatan, otoritas kesehatan melaporkan wabah mpox yang berbeda dan lebih ringan yang menyebar secara global pada tahun 2022.
Baca Juga: WHO Menyatakan Mpox atau Cacar Monyet Tidak Lagi Berstatus Darurat Kesehatan Global
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.