LEFKOSA, KOMPAS TV – Kapal-kapal serbu amfibi Inggris dilaporkan telah berlabuh di perairan lepas pantai Siprus Selatan, membawa lebih dari 1.000 pasukan komando yang kini berada di Pangkalan Udara Akrotiri, wilayah kedaulatan Inggris.
Kehadiran mereka menambah kekuatan militer asing di kawasan tersebut, di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Surat kabar lokal Havargi hari Minggu, 11/8/2024, melaporkan lebih dari 1.000 pasukan komando siap siaga di Akrotiri. Beberapa kapal serbu amfibi Inggris juga telah berlabuh di perairan sekitar Siprus Selatan, meskipun jumlah pastinya tidak disebutkan.
Informasi ini juga telah dikonfirmasi oleh beberapa stasiun televisi setempat melalui sumber militer.
Hari Jumat sebelumnya, kapal serbu amfibi Angkatan Laut AS, USS Wasp, juga dilaporkan merapat di Pelabuhan Limassol, Siprus Selatan.
Kedatangan kapal perang AS ini memicu protes dari kelompok oposisi dan aktivis. Juru bicara pemerintah Siprus, Konstantinos Letimbiotis, menyatakan bahwa pergerakan kapal dan pesawat ini merupakan bagian dari peran kemanusiaan Siprus dalam menghadapi situasi yang berkembang di kawasan.
Laporan dari Republik Turki Siprus Utara (TRNC) juga menyebutkan seorang pengayuh kayak melihat sebuah kapal selam yang tidak dikenal di lepas pantai Limassol.
Sejak serangan Israel di Jalur Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023, serta ketegangan yang meningkat antara Israel, Iran, dan Lebanon, media dan beberapa pihak telah mengkritik pengerahan militer AS dan negara-negara Eropa di Siprus Selatan. Partai oposisi utama di Siprus, AKEL, secara khusus mengkritik penambahan kekuatan militer ini.
Baca Juga: Makin Panas, AS Kirim Kapal Selam Nuklir dan Kapal Induk Tambahan ke Timur Tengah untuk Bela Israel
Awal bulan ini, Pentagon mengumumkan bahwa AS akan menambah kekuatan militer di Timur Tengah sebagai persiapan kemungkinan balasan dari Iran setelah pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh. Iran menuduh Israel sebagai pelaku, meskipun Tel Aviv tidak mengakui atau membantah keterlibatannya.
Ketegangan meningkat setelah pembunuhan Haniyeh di Teheran pada 31 Juli, dan komandan senior Hezbollah Fuad Shukr dalam serangan udara Israel di Beirut pada 30 Juli. Iran berjanji akan memberikan "hukuman berat" atas kematian Haniyeh, dan Hezbollah diperkirakan akan melakukan pembalasan.
Israel terus menghadapi kecaman internasional atas serangan brutalnya di Gaza, yang dimulai pada 7 Oktober 2023 oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Serangan ini telah menewaskan hampir 40.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 92.000 orang. Blokade ketat telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, menghalangi pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sebelumnya diberitakan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memerintahkan kapal selam rudal bertenaga nuklir USS Georgia (SSGN 729) berlayar menuju Timur Tengah dan memerintahkan mempercepat perjalanan gugus tempur kapal induk USS Abraham Lincoln ke wilayah tersebut.
Dalam percakapan telepon dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, Austin menegaskan komitmen AS untuk mengambil "semua langkah yang mungkin" untuk membela Israel.
"Untuk memperkuat komitmen ini, Menteri Austin memerintahkan gugus tempur kapal induk USS Abraham Lincoln, yang dilengkapi dengan pesawat tempur F-35C, untuk mempercepat transitnya ke wilayah Komando Pusat, menambah kemampuan yang sudah disediakan oleh kelompok tempur kapal induk USS Theodore Roosevelt," demikian pernyataan Pentagon.
Selain itu, kata Pentagon, kedua menteri pertahanan juga membahas operasi Israel di Jalur Gaza, pentingnya meminimalkan dampak pada warga sipil, kemajuan menuju gencatan senjata, pembebasan sandera yang ditahan di Gaza, serta upaya AS untuk mencegah "agresi" oleh Iran, kelompok Hezbollah di Lebanon, dan kelompok-kelompok lain yang didukung Iran di kawasan tersebut.
Sumber : Anadolu / Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.