Kompas TV internasional kompas dunia

Pasukan Ukraina Akui Serangan Rusia Kuasai Dua Desa Garis Depan, Makin Dekati Kota Penting Avdiivka

Kompas.tv - 29 Juli 2024, 23:10 WIB
pasukan-ukraina-akui-serangan-rusia-kuasai-dua-desa-garis-depan-makin-dekati-kota-penting-avdiivka
Dalam foto Kementerian Pertahanan Rusia pada 10 Juli 2024, tank Rusia T-80 menembaki ke arah Avdiivka dari lokasi yang dirahasiakan. Pasukan Rusia berhasil menguasai dua desa di garis depan, ungkap seorang sersan tentara Ukraina hari Senin, 29 Juli 2024. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Desy Afrianti

KIEV, KOMPAS TV – Pasukan Rusia berhasil menguasai dua desa di garis depan, ungkap seorang sersan tentara Ukraina hari Senin, 29 Juli 2024, setelah serangan tanpa henti yang menjadi bagian dari gempuran musim panas Kremlin untuk menghancurkan pertahanan di wilayah Donetsk timur Ukraina.

"Mereka menyerang terus-menerus" untuk merebut desa Vovche dan Prohres, kata sersan kepala Brigade Mekanis Terpisah ke-47 Ukraina kepada Radio Svaboda. "Mereka mengerahkan banyak pasukan, yang sebelumnya belum pernah digunakan." Namanya dirahasiakan demi keamanan.

Kedua desa tersebut berada sekitar 30 kilometer barat laut Avdiivka, sebuah kota di Donetsk yang direbut Rusia pada Februari setelah pertempuran panjang. Kemenangan ini adalah keberhasilan besar terakhir Kremlin dalam perang yang kini memasuki tahun ketiga.

Serangan Rusia, dengan keunggulan jumlah tentara dan persenjataan, sering kali memaksa Ukraina mundur dari posisi pertahanan untuk menghindari ditangkap atau terbunuh.

Komandan brigade ke-47, Oleksandr Shyrshyn, mengonfirmasi kepada media lokal bahwa desa-desa tersebut telah direbut. Ia menyalahkan pelatihan tentara yang buruk, kemampuan perwira yang rendah, motivasi yang kurang, dan senjata yang tidak memadai atas kekalahan ini.

Staf Umum Ukraina belum memberikan komentar tentang status kedua desa tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Minggu malam menyebut situasi di wilayah Donetsk sebagai “sangat sulit.”

Baca Juga: Pangkalan Militer Rusia di Krimea Dihantam Rudal Ukraina, Pembalasan Serangan Drone Pasukan Putin

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meninggalkan Downing Street setelah bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di London, Jumat, 19 Juli 2024. (Sumber: AP Photo)

Strategi perang Rusia yang mengandalkan serangan bertubi-tubi, dengan bom luncur kuat yang menghancurkan pertahanan Ukraina sebelum infanteri masuk, telah membawa keuntungan bertahap bagi Kremlin saat mereka mencari terobosan besar yang sulit dicapai sejak merebut Avdiivka pada Februari.

Ukraina kalah jauh dalam hal persenjataan dibandingkan tentara Rusia yang lebih besar di garis depan sepanjang sekitar 1.000 kilometer.

Pasukan Rusia juga semakin gencar mencoba menembus pertahanan Ukraina di sekitar Pokrovsk, sebuah kota dengan sekitar 60.000 penduduk sebelum perang, kata Staf Umum Ukraina pada Senin.

Rusia melancarkan 52 serangan di sana dalam 24 jam terakhir — hampir dua kali lipat dari jumlah harian dalam beberapa minggu terakhir, katanya.

Sementara itu, pertahanan udara Rusia berhasil menggagalkan serangan drone Ukraina semalam yang menghantam lima wilayah negara tersebut, ungkap pihak berwenang Rusia pada Senin.

Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan drone-drone tersebut "ditembak jatuh dan dihancurkan" di wilayah yang berbatasan dengan Ukraina serta di wilayah Leningrad sekitar 700 kilometer utara perbatasan Ukraina. Sebuah pembangkit listrik, jembatan, dan jalur listrik rusak akibat puing-puing drone, katanya.

Ukraina menggunakan teknologi tinggi dalam serangan drone yang semakin ambisius jauh di dalam wilayah Rusia untuk menargetkan infrastruktur penting guna membuat perang lebih mahal bagi Moskow dan menghambat mesin perang mereka.




Sumber : Associated Press




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x