WASHINGTON, KOMPAS TV - Pada masa Presiden Amerika Serikat (AS) Abraham Lincoln, siapa pun bisa datang ke Gedung Putih dan bertemu dengannya.
Banyak orang datang: ibu-ibu yang ingin anaknya dibebaskan dari dinas militer, istri-istri yang meminta suaminya dibebaskan dari penjara setelah menolak wajib militer, dan orang-orang yang hanya ingin bertemu presiden.
"Beberapa hanya ingin mendapatkan kenyamanan di tengah kesulitan, dan Lincoln memberikannya dengan bebas," tulis James B. Conroy dalam bukunya "Lincoln's White House: The People's House in Wartime."
Dunia AS pun berubah drastis sejak tahun 1860-an, begitu juga dengan perlindungan bagi presiden. Detail perlindungan berkembang dalam ukuran, tanggung jawab, dan teknologi selama lebih dari satu abad, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Sabtu (20/7/2024).
Saat presiden meninggalkan Gedung Putih, mereka didampingi oleh banyak petugas dan agen Secret Service. Mobil tidak bisa lagi melewati apa yang sering disebut sebagai "rumah rakyat" di 1600 Pennsylvania Ave. Pagar ditinggikan, dan jangan coba-coba melewati gerbang tanpa janji atau lencana.
Jumlah orang yang dijaga juga bertambah karena wakil presiden, mantan presiden, kandidat, anggota keluarga, dan lainnya juga mendapatkan perlindungan.
White House Historical Association menulis, selama Perang Saudara, Lincoln tidak berselera membuat Gedung Putih terlihat seperti kamp bersenjata, tetapi pada akhir tahun 1864 beberapa petugas polisi ditugaskan untuk menjaganya.
Presiden Franklin Pierce adalah yang pertama dijaga Secret Service dalam pengawalan penuh tahun 1853.
Baru pada tahun 1901, setelah Presiden William McKinley dibunuh, Kongres meminta Secret Service, awalnya divisi Departemen Keuangan yang mengejar pemalsu uang kali ini diserahi tugas untuk melindungi presiden.
Sejak itu, detail perlindungan berkembang dan beradaptasi, sering kali sebagai respons terhadap pembunuhan, upaya pembunuhan, atau peristiwa keamanan besar lainnya.
Baca Juga: Secret Service Gelar Penyelidikan Usai Kecaman Pedas karena Gagal Cegah Upaya Pembunuhan Trump
Saat ini mantan agen Secret Service mengatakan, lembaga ini sedang mempelajari upaya pembunuhan terhadap eks Presiden Donald Trump di sebuah kampanye pilpres di Pennsylvania seminggu yang lalu dan membuat perubahan untuk menyesuaikannya.
Sebelumnya, upaya pembunuhan terhadap Presiden Ronald Reagan tahun 1981 sering disebut sebagai titik balik dalam operasi Secret Service.
Reagan keluar dari hotel Washington Hilton ketika John Hinckley Jr. melepaskan tembakan dari kerumunan penonton dan jurnalis hanya sekitar 5 meter jauhnya.
Hinckley menembakkan enam tembakan sebelum petugas Secret Service menahannya. Tembakan terakhir memantul dari limo dan mengenai Reagan.
Beberapa perubahan yang diikuti mungkin tidak begitu jelas bagi pengamat luar tetapi tetap penting. Misalnya, Secret Service mulai menugaskan seorang agen untuk kelompok kecil wartawan yang bepergian dengan presiden sehingga mereka tahu apakah ada yang menyusup ke kelompok tersebut.
Setelah penembakan Reagan, presiden juga dimasukkan ke dalam gedung melalui garasi parkir bawah tanah.
Bila itu tidak memungkinkan, penutup didirikan di sekitar pintu masuk untuk menghalangi pandangan saat presiden masuk atau keluar dari kendaraan.
"Tidak ada yang berjalan melalui pintu depan lagi," kata Bobby McDonald, mantan agen pengawas Secret Service yang sekarang menjadi dosen hukum pidana di Universitas New Haven.
"Presiden dan mereka yang dilindungi Secret Service telah melewati lebih banyak gudang bongkar muat dan berjalan melalui lebih banyak dapur daripada sebelumnya."
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.