SEOUL, KOMPAS.TV – Korea Selatan akan segera menggelar sistem senjata laser canggih untuk menghadapi ancaman drone dari Korea Utara, yang dalam beberapa tahun terakhir semakin mengkhawatirkan.
Badan Pertahanan Korea Selatan hari Kamis, 11 Juli 2024, mengumumkan akan mengerahkan setidaknya satu sistem senjata laser anti-udara yang disebut "Block-I" pada akhir tahun ini dan akan menambah jumlahnya di tahun-tahun mendatang.
Dalam pernyataan resmi, mereka menyebutkan sistem "Block-I" mampu meluncurkan serangan presisi pada drone kecil dan multi-kopter yang mendekat. Sistem ini dikembangkan oleh perusahaan lokal Hanwha Aerospace dan hanya menghabiskan biaya 2.000 won (sekitar Rp 23.000) per tembakan.
“Kami berada sangat dekat dengan Korea Utara dan drone mereka adalah ancaman nyata bagi kami. Oleh karena itu, kami berupaya membangun dan menerapkan senjata laser secepat mungkin untuk menghadapinya,” ujar seorang pejabat yang meminta namanya dirahasiakan karena tidak diizinkan berbicara kepada media.
Pejabat tersebut juga menyebutkan negara-negara seperti Amerika Serikat dan Israel sudah lebih maju dalam teknologi senjata laser, terutama dalam mengembangkan senjata laser bertenaga tinggi yang mampu menembak jatuh rudal balistik.
Korea Selatan juga berharap dapat mengembangkan senjata laser anti-rudal yang mereka sebut sebagai "pengubah permainan" dalam medan pertempuran di masa depan.
Sistem "Block-I" dirancang untuk menghantam papan sirkuit dan peralatan lain dalam drone musuh sehingga menyebabkan drone tersebut rusak dan jatuh ke tanah. Uji coba sistem senjata ini pada tahun 2022-2023 berhasil dan membuktikan keandalannya, tambah pejabat tersebut.
Namun, beberapa ahli meragukan efektivitas teknologi ini.
Baca Juga: Korea Selatan Curiga Korea Utara Uji Coba Rudal Hipersonik
Lee Illwoo, seorang ahli dari Korea Defense Network, menyatakan Korea Selatan mungkin kesulitan menggunakan senjata laser ini secara efektif karena sistem radar anti-udara mereka belum cukup canggih untuk mendeteksi drone Korea Utara dengan baik.
Ia juga menambahkan jangkauan senjata laser relatif pendek, sehingga senjata gelombang mikro bertenaga tinggi mungkin lebih efektif untuk menghadapi drone yang diterbangkan dalam jumlah besar secara bersamaan.
Jung Chang Wook, kepala lembaga pemikir Korea Defense Study Forum di Seoul, memperkirakan Korea Selatan masih memerlukan waktu sekitar lima tahun untuk mengembangkan senjata laser yang mampu menembak jatuh drone yang digunakan oleh Korea Utara.
Korea Utara menerbangkan drone melintasi perbatasan yang dijaga ketat dengan Korea Selatan selama beberapa tahun terakhir, sebagai bagian dari upaya menguji kesiapan Korea Selatan.
Pada Desember 2022, Korea Selatan menuduh Korea Utara mengirim drone melintasi perbatasan untuk pertama kalinya dalam lima tahun. Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan dan meluncurkan jet tempur serta helikopter, namun gagal menembak jatuh drone tersebut.
Dalam pertemuan politik penting pada Desember 2023, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjanji akan memperkenalkan berbagai jenis peralatan tempur tanpa awak seperti drone serang untuk tahun 2024.
Para ahli internasional mengatakan Kim Jong Un mungkin menganggap drone sebagai metode yang murah namun efektif untuk menimbulkan ketegangan keamanan dan memicu perpecahan internal di Korea Selatan.
Ketegangan antara kedua Korea, yang dipisahkan oleh perbatasan paling dijaga ketat di dunia, semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Korea Utara bahkan menerbangkan balon berisi sampah ke arah Korea Selatan sebagai tanggapan atas aksi aktivis Korea Selatan yang mengapungkan selebaran politik melalui balon.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.