GAZA, KOMPAS.TV - Kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) Andrea De Domenico melaporkan, sekitar 90 persen penduduk Jalur Gaza terpaksa mengungsi sejak Israel menyerang pada Oktober 2023 lalu.
Sebagian pengungsi berpindah-pindah pengungsian beberapa kali akibat serangan Israel.
De Domenico menyampaikan, OCHA memperkirakan 1,9 juta dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi saat ini. Jumlah pengungsi bertambah menyusul operasi militer Israel di Rafah sejak Mei lalu.
Baca Juga: Belum Ada Kemajuan dalam Perundingan Gencatan Senjata Gaza dengan Israel, Hamas Ungkap Sebabnya
"Kami memperkirakan bahwa 9 dari 10 penduduk di Jalur Gaza mengungsi secara internal setidaknya satu kali hingga 10 kali, sayangnya, sejak Oktober (2023)," kata De Domenico, Rabu (3/7/2024), dikutip The Guardian.
"Sebelumnya kami memperkirakan 1,7 (juta pengungsi), tetapi sejak itu, kita menyaksikan operasi di Rafah, dan kami mencatat pengungsi tambahan dari Rafah. Kita juga menyaksikan operasi di utara (Gaza) yang juga membuat orang berpindah."
De Domenico menyebut Israel telah membelah wilayah Jalur Gaza menjadi dua lewat serangan-serangan militer. OCHA memperkirakan 300.000-350.000 penduduk di utara tidak bisa ke selatan.
OCHA pun memperkirakan 110.000 penduduk Gaza telah mengungsi ke Mesir sebelum penyeberangan Rafah ditutup pada Mei 2024 lalu. Sebagian pengungsi masih berada di Mesir.
Baca Juga: Pemukim Israel Serang Desa Palestina dengan Gas Air Mata dan Pentungan
De Domenico mengingatkan, serangan Israel memaksa penduduk untuk memulai kembali kehidupannya berulang kali.
Menurutnya, penduduk Gaza semakin kehilangan harapan seiring serangan Israel yang sudah berlangsung sembilan bulan.
"Di balik angka-angka ini adalah manusia, punya ketakutan dan kesedihan. Dan mungkin mereka punya harapan dan impian juga yang, saya khawatir, semakin menipis hari demi hari," katanya.
"Orang-orang ini selama sembilan bulan terakhir dipindahkan berkeliling seperti bidak di papan catur."
Dilansir Al Jazeera, jumlah korban tewas di Gaza per 3 Juli 2024 pukul 22.45 WIB, sudah mencapai sedikitnya 37.953 orang termasuk lebih dari 15.000 anak-anak. Sementara jumlah orang yang hilang mencapai 10.000 lebih.
Sumber : Kompas TV, The Guardian, Al Jazeera
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.