Kelompok serangan Roosevelt juga ikut serta dalam latihan tiga arah dengan angkatan laut Korea Selatan dan Jepang pada bulan April di Laut China Timur yang disengketakan, di mana kekhawatiran tentang klaim teritorial China semakin meningkat.
Untuk menghadapi ancaman Korea Utara yang semakin besar, AS, Korea Selatan, dan Jepang terus memperluas latihan gabungan mereka dan meningkatkan kehadiran aset militer strategis AS di wilayah tersebut.
AS dan Korea Selatan juga memperbarui strategi pencegahan nuklir mereka, dengan Korea Selatan mencari jaminan yang lebih kuat bahwa Washington akan segera dan tegas menggunakan kemampuan nuklirnya untuk membela sekutunya dari serangan nuklir Korea Utara.
Pada Jumat (21/6), Korea Selatan memanggil Duta Besar Rusia untuk memprotes pakta pertahanan baru antara Rusia dan Korea Utara, sementara ketegangan di perbatasan terus meningkat dengan ancaman samar dan insiden singkat yang tampaknya tidak disengaja oleh pasukan Korea Utara.
Wakil Menlu Korea Selatan Kim Hong Kyun memanggil Duta Besar Rusia Georgy Zinoviev untuk memprotes kesepakatan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Kim Jong Un serta meminta Moskow segera menghentikan kerja sama militer yang diduga dengan Pyongyang.
Kim, diplomat Korea Selatan, menekankan setiap kerja sama yang secara langsung atau tidak langsung membantu Korea Utara membangun kemampuan militernya akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan mengancam keamanan Korea Selatan, serta memperingatkan adanya konsekuensi terhadap hubungan Seoul dengan Moskow.
Zinoviev mengatakan kepada pejabat Korea bahwa setiap upaya untuk "mengancam atau memeras" Rusia tidak dapat diterima dan kesepakatan negaranya dengan Korea Utara tidak ditujukan pada negara ketiga tertentu, tulis kedutaan Rusia di akun X mereka.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan Zinoviev berjanji akan menyampaikan kekhawatiran Seoul kepada atasannya di Moskow.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.