YERUSALEM, KOMPAS.TV - Puluhan ribu warga Israel protes dan unjuk rasa di Yerusalem hari Senin, (17/6/2024), menyerukan pemilu segera dan diakhirinya perang di Gaza. Pengunjuk rasa mengaku sudah kehilangan kepercayaan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Banyak warga Israel, yang sedih atas sandera yang masih ditahan di Gaza dan perang yang sedang berlangsung. Mereka menuduh Netanyahu mendahulukan kepentingan politik di atas segalanya.
Pengunjuk rasa menuduh pemerintah kehilangan kendali atas perang 8 bulan dan menuntut kesepakatan penghentian pertempuran dan mengembalikan para sandera.
Netanyahu membantah tuduhan tersebut dan mengatakan dia memikirkan kepentingan terbaik negaranya.
Netanyahu hari Senin, 17 Juni 2024, membubarkan Kabinet Perang yang bertugas mengarahkan perang di Gaza, seminggu setelah salah satu dari tiga anggotanya mundur dari pemerintahan koalisi Netanyahu.
Benny Gantz, seorang anggota parlemen oposisi, bergabung dengan Kabinet Perang pada masa-masa awal perang sebagai unjuk pencitraan persatuan nasional.
Baca Juga: Israel Gunakan Dermaga AS Untuk Serang Gaza, PBB Pertimbangkan Hentikan Distribusi Bantuan dari Sana
“Kami datang untuk kembali berunjuk rasa, yang ke-50 kalinya, kami berada di sini, di Tel Aviv, di mana saja,” kata pengunjuk rasa Dror Katzman, “untuk menyingkirkan pemerintahan yang korup, yang tidak melepaskan sandera, yang menjalankan perang dengan cara yang salah, dan bertanggung jawab atas serangan teror terburuk terhadap kami sejak Holocaust.”
Protes besar anti-pemerintah terjadi setiap minggu pada Sabtu malam.
Protes hari Senin di Yerusalem dipimpin oleh banyak aktivis yang sama yang memimpin protes terhadap upaya Netanyahu untuk merombak sistem peradilan pada tahun 2023.
Para pengunjuk rasa berbaris dari luar Knesset, parlemen Israel, menuju kediaman pribadi Netanyahu sambil membawa bendera Israel dan meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah.
“Karena kamu, kami sekarat, enyahlah dari hidup kami” demikian bunyi salah satu papan pengumuman pengunjuk rasa, yang memuat foto Netanyahu dan sidik jari berdarah.
Yang lain merujuk pada 11 tentara yang terbunuh di Gaza pada akhir pekan, salah satu yang paling mematikan bagi tentara Israel dalam beberapa bulan terakhir, sambil memegang tanda bertuliskan “Tentara tempur menolak dibunuh karena Bibi,” menggunakan nama panggilan untuk Netanyahu.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.